Rabu, 02 April 2025
Beranda / Ekonomi / Surplus Telur Nasional 5 Miliar Butir, Indonesia Siap Ekspor ke AS

Surplus Telur Nasional 5 Miliar Butir, Indonesia Siap Ekspor ke AS

Minggu, 30 Maret 2025 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Ilustrasi telur unggas. [Foto: Shutterstock/Dirk M. de Boer]



DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia saat ini mengalami surplus produksi telur ayam konsumsi yang signifikan, mencapai sekitar 288,7 ribu ton atau 5 miliar butir per bulan. 

Kelebihan produksi ini menjadikan Indonesia berpotensi besar untuk mengekspor telur ke negara-negara yang mengalami gangguan pasokan akibat wabah HPAI, termasuk Amerika Serikat (AS) yang tengah menghadapi defisit tinggi, sehingga memicu lonjakan harga telur mencapai 4,11 USD (sekitar Rp 68 ribu).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengungkapkan, pihaknya tengah mendorong ekspor komoditas peternakan, termasuk telur ayam, untuk membantu negara-negara yang tengah krisis produksi. 

"Kami terus mendorong peningkatan ekspor dengan memastikan standar kualitas, keamanan pangan, dan persyaratan negara tujuan terpenuhi," ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/3/2025).

Sebagai langkah awal, ekspor 1,6 juta butir telur per bulan ke AS diyakini dapat terwujud. Saat ini, proses penjajakan dan pemenuhan protokol ekspor tengah dilakukan. Indonesia telah lebih dahulu mengekspor telur konsumsi ke Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA).

Agung juga menegaskan bahwa telur yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan ketat dari otoritas keamanan pangan AS. 

"Telur yang akan diekspor harus berkualitas tinggi, bebas Salmonella, serta tidak mengandung residu antibiotik agar sesuai dengan standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat," tuturnya.

Meski demikian, Agung memastikan bahwa ekspor ini tidak akan mengganggu pasokan dalam negeri. "Pemerintah tetap memprioritaskan kebutuhan domestik. Ekspor dilakukan tanpa mengganggu pasokan dan stabilitas harga di pasar dalam negeri," katanya lebih lanjut.

Kementan juga telah memproyeksikan bahwa produksi telur nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 6,5 juta ton, sementara kebutuhan domestik hanya sekitar 6,2 juta ton. Dengan potensi surplus 288,7 ribu ton, Agung meyakini bahwa potensi tersebut masih bisa ditingkatkan lebih lanjut. 

"Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak agar ekspor telur ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi peternak, pelaku usaha, serta perekonomian nasional," tambah Agung. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI