DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pelaku industri dalam negeri menyambut positif kesepakatan tarif resiprokal yang awalnya 32% menjadi 19% antara Indonesia dan Amerika Serikat yang diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump. Kesepakatan itu dinilai sebagai terobosan penting di awal kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Para pelaku industri nasional sangat mengapresiasi capaian Bapak Presiden Prabowo. Ini bukti nyata dari kepemimpinan beliau dalam memperjuangkan kepentingan industri dalam negeri di kancah global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resmi sebagaimana diterima pada Kamis (17/7/2025).
Pengumuman resmi soal tarif baru itu disampaikan Trump lewat akun Truth Social miliknya serta akun Instagram resmi Gedung Putih. Disebutkan bahwa keputusan tarif diambil setelah komunikasi langsung antara Trump dan Prabowo.
Agus menyebut, berkat kepiawaian Presiden Prabowo dalam bernegosiasi, Indonesia berhasil memperoleh tarif yang lebih kompetitif dibandingkan negara pesaing lainnya.
“Ini akan meningkatkan daya saing produk manufaktur kita, terutama di pasar ekspor seperti Amerika Serikat. Sektor manufaktur jelas akan mendapat dorongan besar dari kebijakan ini,” ujarnya.
Menurut data Kementerian Perindustrian, ekspor produk Indonesia ke AS pada 2024 mencapai USD26,31 miliar, menyumbang hampir 10 persen dari total ekspor nasional.
“Utilisasi industri kita masih di angka 65,3 persen. Artinya masih ada ruang besar untuk meningkatkan produksi, apalagi untuk memenuhi permintaan ekspor yang diperkirakan naik pasca kesepakatan ini,” jelas Agus.
Indonesia juga mencatat surplus perdagangan dengan AS sebesar USD14,34 miliar pada 2024. Agus yakin surplus ini bisa meningkat dengan adanya insentif tarif baru.
Menperin menambahkan, industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki akan menjadi sektor paling terdampak positif.
“Ini bukan hanya soal ekspor, tapi soal lapangan kerja. Industri padat karya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja dengan meningkatnya permintaan dari pasar Amerika,” tegasnya.
Selain Amerika, Prabowo juga disebut berhasil menyepakati secara politik perjanjian dagang IEU-CEPA dengan Uni Eropa.
“Kesepakatan dengan Eropa ini sangat ditunggu-tunggu pelaku industri karena selama ini banyak hambatan ekspor ke sana. Kami yakin daya saing kita di Eropa juga akan naik signifikan,” ujar Agus.
Agus menilai keberhasilan Presiden Prabowo mengamankan dua kesepakatan besar ini merupakan momentum penting untuk kebangkitan industri nasional.
“Beliau adalah Presiden pertama yang benar-benar memberikan terobosan konkret bagi penguatan industri manufaktur ekspor. Kami optimistis, target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 sangat mungkin tercapai,” pungkasnya. [red]