Teten Masduki Paparkan 5 Fondasi Wujudkan UMKM Sebagai Arus Utama Ekonomi Nasional
Font: Ukuran: - +
MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Puncak Hari UMKM Nasional 2024 yang mengangkat tema ‘UMKM Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas,’ di Palembang, Sumsel, Kamis malam (5/9/2024). [Foto: dok. KemenKopUKM]
DIALEKSIS.COM | Palembang - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyiapkan lima fondasi menuju transformasi UMKM yang bernilai tambah dan produktif sebagai upaya menjadikan UMKM sebagai arus utama pembangunan ekonomi nasional.
“Pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pelaku UMKM dan para penggerak UMKM,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Puncak Hari UMKM Nasional 2024 yang mengangkat tema ‘UMKM Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas,’ di Palembang, Sumsel, Kamis malam (5/9/2024).
Ia mengatakan, rancangan pengembangan UMKM ke depan adalah transformasi ekonomi melalui peningkatan produktivitas. Para pelaku UMKM didorong untuk berkonsolidasi dalam wadah koperasi sehingga tercapai skala ekonomi, serta menerapkan teknologi dan inovasi dalam menjalankan usahanya.
Terdapat lima fondasi yang sedang disiapkan untuk menuju transformasi UMKM yang lebih bernilai tambah dan berproduktivitas tinggi.
Fondasi pertama adalah peningkatan rasio kewirausahaan nasional secara terencana melalui inisiasi Entrepeneur Hub.
“Kami menargetkan pertumbuhan entrepreneur baru, ingin tumbuh dengan ekonomi baru dan produk baru. Menciptakan kue ekonomi yang lebih besar agar UMKM naik kelas,” ujarnya.
Fondasi kedua, penguatan skala Usaha Mikro-Kecil melalui korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi seperti, Minyak Makan Merah per 1.000 hektare (ha) lahan perkebunan sawit rakyat dan SOLUSI (Solar Untuk Koperasi Nelayan) yang menjadikan UMKM menjadi bagian dari program hilirisasi dan industrialisasi.
Fondasi ketiga adalah penguatan inovasi dan teknologi dalam skema rantai pasok industri melalui Rumah Produksi Bersama yang dikelola oleh koperasi.
“Kami harapkan fondasi ketiga ini mendorong terciptanya industrialisasi berbagai sektor UMKM yang tak lama lagi kita wujudkan,” kata MenKopUKM.
Fondasi keempat, meningkatkan kualitas dan daya saing produk Usaha Mikro Kecil melalui Layanan Rumah Kemasan. Fondasi kelima adalah inovasi pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) Kluster, Credit Scoring, dan Pembiayaan Koperasi sektor rill melalui LPDB-KUMKM.
“Pemerintah menargetkan 30 persen kredit perbankan bagi UMKM, di mana hari ini baru sekitar 20 persen. Berbagai inisiatif sedang diusahakan. Salah satunya KUR dengan Innovative Credit Scoring (ICS), dan mencari pembiyaan alternatif Security Crowdfunding (SC) venture capital serta pembiayaan oleh LPDB-KUMKM terutama bagi koperasi sektor produksi,” kata Menteri Teten.
Ia berharap, kelima fondasi ini menjadi modal bagi Indonesia untuk menuju negara maju. Ditargetkan pada 2045 ditargetkan pendapatan per kapita Indonesia mencapai 30.000 dolar AS kapita per tahun, yang hari ini baru mencapai 4.500 dolar AS per kapita per tahun.
“Hal tersebut mungkin bisa meningkatkan kualitas lapangan kerja yang sebesar 97 persen oleh UMKM agar semakin meningkat. Sehingga ini menjadi penting, sebab industrialisasi sejak 2008 terjadi penurunan, tercatat saat ini menjadi 18 persen,” tuturnya.
Tak hanya itu, MenKopUKM Teten mengatakan, puncak peringatan Hari UMKM adalah apresiasi kepada UMKM yang begitu besar kontribusinya kepada negara.
UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan 99 persen pelaku usaha adalah UMKM, berkontribusi terhadap PDB mencapai 61 persen dan menyerap 97 persen lapangan kerja. [*]