Jum`at, 15 Agustus 2025
Beranda / Ekonomi / Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$433,3 Miliar, Pertumbuhan Melambat

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$433,3 Miliar, Pertumbuhan Melambat

Jum`at, 15 Agustus 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Bank Indonesia mengungkapkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2025 tercatat sebesar US$433,3 miliar. [Foto: Shutterstock]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2025 tercatat sebesar US$433,3 miliar. Meski masih tumbuh, laju pertumbuhan melambat menjadi 6,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), turun dari 6,4% pada triwulan sebelumnya.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat dan terkendali. Kami terus menjaga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) agar tetap dalam batas aman," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya, Jumat (15/8/2025).

Rasio ULN terhadap PDB tercatat sebesar 30,5%, menurun dibandingkan triwulan I 2025 yang sebesar 30,7%. Mayoritas utang juga masih didominasi oleh utang jangka panjang, yakni 85% dari total ULN.

ULN Pemerintah Naik, Didukung Arus Masuk Modal Asing

ULN pemerintah pada triwulan II 2025 mencapai US$210,1 miliar, tumbuh 10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 7,6% pada triwulan I 2025.

"Kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia tetap terjaga, tercermin dari meningkatnya aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) domestik," jelas Ramdan.

Pemerintah juga memastikan bahwa pemanfaatan ULN tetap diarahkan untuk sektor-sektor strategis, seperti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3%), Administrasi Pemerintah dan Pertahanan (19%), serta Jasa Pendidikan (16,4%).

Hampir seluruh ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, dengan pangsa 99,9%.

ULN Swasta Masih Kontraksi

Berbeda dengan pemerintah, sektor swasta mencatat kontraksi ULN sebesar 0,7% (yoy) menjadi US$194,9 miliar. Ini melanjutkan tren kontraksi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,0%.

"Kontraksi ini bersumber dari perusahaan non-lembaga keuangan yang ULN-nya turun 1,4%. Sementara, ULN lembaga keuangan justru tumbuh 2,3%," ungkap Ramdan.

Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, serta Pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar ULN swasta, dengan kontribusi mencapai 80,5%. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI