Kamis, 21 Agustus 2025
Beranda / Ekonomi / Wamen UMKM: Modal Jadi Kendala, Kini Ada Pembiayaan Crowdfunding untuk Wirausaha

Wamen UMKM: Modal Jadi Kendala, Kini Ada Pembiayaan Crowdfunding untuk Wirausaha

Kamis, 21 Agustus 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Kementerian UMKM menggandeng tiga lembaga pembiayaan alternatif berbasis securities crowdfunding (SCF), yaitu Bizhare, ALAMI Fintek Sharia, dan LBS Urun Dana untuk akses pembiayaan UMKM. [Foto: dok. KemenUMKM]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Permodalan masih jadi momok klasik bagi pelaku UMKM. Wakil Menteri Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Moraza, menegaskan bahwa banyak wirausaha di Indonesia terpaksa berhenti sebelum berkembang, bukan karena kurang ide, tapi karena minim akses ke modal.

“Banyak wirausaha, terutama yang unbankable, terhenti usahanya sebelum berkembang. Bukan karena kurang ide, tapi karena kurang akses modal,” tegas Helvi dalam pernyataan resmi yang diterima pada Kamis (21/8/2025).

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian UMKM menggandeng tiga lembaga pembiayaan alternatif berbasis securities crowdfunding (SCF), yaitu Bizhare, ALAMI Fintek Sharia, dan LBS Urun Dana. 

Menurut Helvi, SCF menjadi solusi pembiayaan inovatif yang inklusif dan adaptif bagi pelaku usaha. “Kami membuka pintu bagi skema pembiayaan inovatif yang inklusif dan adaptif,” ujarnya.

Melalui skema ini, pemilik bisnis bisa mengakses modal dengan cara mengajak masyarakat atau investor ritel untuk menanamkan dana dalam bentuk saham, sukuk, atau instrumen lainnya lewat platform online.

Helvi menyebut lebih dari 60% UMKM masih mengandalkan modal sendiri atau pembiayaan informal. Sementara, porsi kredit UMKM dari perbankan baru menyentuh angka 20-22%.

“Inovasi ini bukan sekadar menyediakan modal, tapi juga membangun kepercayaan, meningkatkan literasi keuangan, serta menumbuhkan ekosistem kewirausahaan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” jelasnya.

Chief Technology Officer Bizhare, Giovanni Umboh, mengatakan pihaknya siap menggelontorkan dana hingga Rp10 miliar untuk UMKM yang punya prospek cerah.

“Harapan kami, UMKM bisa terus membangun skala usahanya, dan makin banyak yang naik kelas. Ini tentu berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Giovanni.

Senada, Direktur Bisnis LBS Urun Dana, Murdani Aji, menambahkan bahwa pendanaan tak harus selalu lewat bank. “Pendanaan enggak melulu di sektor perbankan. Investor-investor dari seluruh Indonesia juga bisa ikut berkontribusi,” katanya.

Sementara itu, Adi Jayadianto dari ALAMI Fintek Syariah mengungkapkan pihaknya siap menjangkau UMKM dari berbagai daerah. “Kami harapkan bisa membersamai UMKM untuk terus berkembang dan naik kelas,” ungkapnya.

Salah satu pelaku UMKM, Henry, pemilik Bakmi Naga, mengaku merasakan manfaat dari pendanaan alternatif ini. Ia berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp1,971 miliar melalui Bizhare.

“Menurut saya ini bagus sekali. Dengan fasilitasi crowdfunding, makin banyak masyarakat yang punya usaha bagus bisa berkembang lebih cepat,” ucap Henry. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polia
bpka