Jum`at, 07 November 2025
Beranda / Feature / AKBP Muhamad Taufiq Bertugas Menggunakan Hati

AKBP Muhamad Taufiq Bertugas Menggunakan Hati

Kamis, 06 November 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Kapolres Aceh Tengah AKBP Muhammad Taufik, S.I.K., M.H. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Feature - Bila dia tidak mengenakan pakaian dinas dan orang belum mengenalnya, sulit menebak kalau dia adalah Kapolres. Orangnya peramah, gaya bicaranya merakyat. Dekat dengan masjid. Dengan anggota disatuan tugasnya dia sering memanggil bawahanya dengan om atau bro.

“Ehhhh om, itu ada bapak bapak nampaknya enggak tahu. Mau urusan apa, coba tanya dan antarkan,” sebut M. Taufiq yang memanggil anggotanya untuk mengantarkan sepasang suami istri ketika lewat di lapangan Mapolres.

Dengan orang lain dia juga sering memanggilnya bro, ketika ada seseorang yang pernah dilihatnya dia menyapa dengan bro. “Hai bro apa kabar, sehat sehatkan,” sebutnya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat.

Dia juga sering memeluk orang lain ketika berjabat tangan, menepuk bahu dengan lembut. Dia memulai pembicaraan, mencairkan suasana, membangun keakraban. Dialah AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H yang dipercayakan menjabat Kapolres Aceh Tengah.

Di Polres Aceh Tengah juga ada agenda Jumat berkah. Setiap Jumat pagi pihak Polres Aceh Tengah membagikan sembako kepada masyarakat yang kurang mampu, yang pembagian digilir. Pihak Polres langsung mengantarnya ke lokasi.

Untuk kegiatan jumat berkah, Muhammad Tauifiq mewanti wanti reje (kepala desa) dan aparaturnya,agar ketika pihaknya mengantarkan sembako untuk tidak repot repot menyambut pihaknya.

“Jangan siapkan makanan, itu udah merepotkan. Desa enggak punya dana untuk itu, kedatangan kami memberikan bantuan kepada yang kurang mampu, jangan justru menjadi beban buat kepala desa,” sebutnya.

“Kalau ada yang menyiapkan makanan dan sudah merepotkan, saya tidak akan datang. Namun kalau sekedar penghormatan menyajikan kopi, itu bisa dimaklumi. Saya tidak mau berkunjung menjadi beban,” kata Taufiq.

Dalam menggunakan hati nurani menjalankan tugas, Muhammad Taufiq sudah membuktikanya. Dalam aksi demo yang terjadi diseluruh Indonesia, ada yang berujung kericuhan, taufiq menunjukan sikapnya yang humanis.

Dia bebaskan mahasiswa dan LSM berorasi, menyampaikan aspirasinya. Walau ada terikan untuk mencopot Kapolri. Ketika demo sesuai dengan mekanisme, Kapolres Taufiq mengawalnya dengan baik.

Bahkan dia rela menempelkan keningnya di aspal yang panas, bersama para pendemo. Pemandangan itu terjadi ketika mahasiswa dan Ormas melakukan shalat hajat di persimpangan jalan Mapolres Aceh Tengah.

Dengan pakaian dinasnya Kapolres ikut salat dengan para pendemo. Bedanya para pendemo sudah menyiapkan sajadah untuk bersujud, tidak langsung keningnya tertempel diaspal yang panas.

Karena acaranya mendadak, Kapolres Taufiq ikut salah bersama pendemo, namun dia tidak mengenakan alas untuk sujud. Langsung keningnya disambut aspal panas. Pemandangan itu membuat kagum mereka yang melihatnya.

Siapa sosok Kapolres Aceh Tengah AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H. Dia adalah buah hati dari pasangan Wahyu dengan Atih Setiawati. Dia dilahirkan di Lampung pada 20 Mei 1986. SD Way Halim Permai, SMP 4 dan SMU 10 semuanya di Bandar Lampung.

Dia lulusan Akpol tahun 2007, pertama ditugaskan di Tanjung Priuk Jakarta Utara. Pada Masuk ke Polda Aceh tahun 2015, setelah menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Taufiq pernah bertugas sebagai Kapolsek kuta Alam Polresta Banda Aceh (2015), kemudian menjabat Kasat Reskrim Polres Langsa 2016. Selanjutnya Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh (2017).

Pada tahun 2022 dia menjabat Wakapolres Pidie, kemudian melanjutkan pendidikan di Sespim Polri tahun 2023). Usai dari sana dia berdinas di Korpolairud Baharkam Polri . Kemudian ditarik kembali ke Aceh menjabat Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Aceh.

Kini dia dipercayakan sebagai Kapolres Aceh Tengah. Dua melati di pundaknya, tidak membuat dia "milih" bersahabat, semua pihak dirangkulnya untuk dijadikan sahabat, apalagi dia dekat dengan masjid. Rasa persaudaraan itu dibangunya, demi suksesnya menjalankan tugas.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI