Rabu, 11 Juni 2025
Beranda / Feature / Dengan Senjata Tajam, 9 Remaja Keroyok Anak 15 Tahun

Dengan Senjata Tajam, 9 Remaja Keroyok Anak 15 Tahun

Selasa, 10 Juni 2025 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Para pelaku pengeroyokan dan barang bukti diamankan di Polres Bener Meriah (Foto/Dok)

DIALEKSIS.COM| Feature- Di tengah malam yang dingin, dini hari, negeri lembah merapi Bener Meriah ditoreh sejarah kelam. Nabil, 15 tahun tidak mampu meloloskan diri. Dia dikepung. Tubuhnya akhirnya menderita luka serius.

Pelajar ini mengalami luka bacok serius di bagian kepala, siku kiri, serta jari tangan kanan. Beberapa bagian tubuh lainya mengalami memar. Darah mengalir dari tubuhnya, setelah 9 remaja yang masih status pelajar menghakiminya.

Aksi kekerasan antar remaja kembali terjadi di Kabupaten Bener Meriah. Kali ini, Nabil yang masih berusia 15 tahun, penduduk Kampung Umah Besi, Kecamatan Gajah Putih, menjadi korban pengeroyokan brutal.

Insiden ini berlangsung Minggu dini hari, 8 Juni 2025, di Kampung Merie 1, Kecamatan Wih Pesam. Korban kini mendapat perawatan intensif di RSUD Muyang Kute, Bener Meriah.

Mengapa pengeroyokan sadis remaja ini terjadi? Menurut Kapolres Bener Meriah AKBP Aris Cai Dwi Susanto dalam keteranganya kepada media menjelaskan, insiden tersebut berawal dari ajakan tawuran yang disebarkan melalui akun Instagram atas nama Kaeysar, salah satu teman korban.

Dijelaskan, ajakan tawuran itu di upload pada Jumat malam, 6 Juni 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Mendapat tantangan itu, sekelompok remaja dari Kampung Uning, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, dan penduduk Bener Meriah, bergerak menuju lokasi pertarungan.

Mereka janji bertemu di perbatasan Aceh Tengah“Bener Meriah, tepatnya di Kampung Merie 1. Para pelaku tiba sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari. Dingin yang menusuk tulang di negeri berhawa sejuk ini tidak membuat mereka surut.

Apalagi ketika dilokasi, kelompok kelompok korban sudah berada di sana. Namun melihat yang datang menyerang membawa senjata tajam, kelompok penantang (korban) mengambil langkah seribu, kabur dari lokasi.

Naas. Nabil tidak sempat melarikan diri. Ia tertangkap oleh kelompok remaja ini. Nabil dipukuli hingga terjatuh. Bukan hanya sampai disitu, kemudian dia diserang dengan senjata tajam oleh para pelaku. Semuanya berlangsung singkat. Usai melakukan aksinya, para pelaku langsung melarikan diri dari tempat kejadian.

Mendapat laporan warga, Tim Resmob Satreskrim Polres Bener Meriah segera melakukan penyelidikan. Satu pelaku berhasil ditangkap di kawasan Simpang Teritit, Bener Meriah.

Dari hasil interogasi, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap delapan pelaku lainnya di sejumlah lokasi, termasuk di sekitar objek wisata Bur Telege, Takengon.

“Total sembilan orang pelaku berhasil kita amankan. Mereka berasal dari dua wilayah, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Seluruh pelaku yang diamankan itu, dari para tersangka disita sejumlah barang bukti, seperti sebilah pedang katana, satu celurit, dua corbek (senjata tajam rakitan), serta satu buah topeng yang diduga digunakan saat penyerangan.

Pihak kepolisian terus mendalami kasus ini, termasuk motif di balik ajakan tawuran dan dugaan perencanaan aksi kekerasan ini.

Kesembilan remaja yang ditahan ini akan diproses hukum sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kasat Reskrim Polres Bener Meriah, AKP Supriadi, mengatakan pihaknya terus melengkapi berkas perkara dan mengumpulkan alat bukti tambahan sebelum diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).

 “Kesembilan terduga pelaku kami proses hukum dan dijerat dengan Pasal 76C jo Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak,” kata AKP Supriadi.

Sebelumnya di negeri subur penghasil kopi ini juga telah terjadi pengeroyokan antar remaja saat tadarus di bulan Ramadhan, lima pelaku sudah menjalani proses hukum.

Negeri yang subur dengan hawa sejuk ini, aksi pertarungan antar remaja, pengeroyokan, bully, kerap terjadi. Apakah insiden seperti ini akan terus dibiarkan menghiasi negeri?


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI