Ketika Janda Miskin Menangis Haru Menerima Daging Kurban
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Tetesan air mata bahagia Ramlah (75) berjatuhan kala jemari tangannya yang mulai keriput menggenggam besek berisi daging berstiker Dermawan Berqurban lengkap dengan logo Global Qurban dan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Nek Ramlah – panggilan akrabnya – tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya ia bisa menyantap daging.
Daging tersebut diserahkan Nurulyana, seorang anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bireuen – ACT Aceh yang menyambangi rumah Nek Ramlah di Dusun Urong Kala, Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, bersama sejumlah anggota MRI lainnya.
Ketika itu, Selasa (13/8) di tengah rintikan hujan, MRI Bireuen sambil berlindung di bawah spanduk Dermawan Berqurban Berkahnya Bahagiakan Dunia, berjalan menyusuri satu per satu rumah warga guna menyerahkan daging kurban. Hal mengharukan pun terjadi saat Nek Ramlah membuka pintu rumahnya.
"Nek, daging ini berasal dari lembaga kemanusiaan asal Turki, Turkiye Diyanet Foundation (TDV) yang disalurkan melalui Global Qurban ACT. Mudah-mudahan berkah dan bisa nenek nikmati," ucap Nurulyana seraya melemparkan senyumnya.
Di depan rumah semi permanen miliknya, Nek Ramlah hanya terdiam. Berkali-kali ia mengusap air mata menggunakan ujung jilbab coklatnya. Tangan lembut Nurulyana nampak ikut menyeka air mata Nek Ramlah yang terus berjatuhan.
Nek Ramlah merupakan janda miskin yang memilih tinggal seorang diri. Ia tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang kini sudah menikah serta juga berada di bawah garis kemiskinan. Padahal, dirinya sudah berumur dan sakit-sakitan. Selama ini ia hanya bisa mengandalkan pemberian tetangga dan anak-anaknya agar bisa menyambung hidup.
"Saya tinggal seorang diri bukan salah anak-anak saya. Ekonomi mereka sulit, saya tidak ingin merepotkan," ucapnya.
Koordinator MRI Bireuen Hidayatullah menjelaskan bahwa tahun ini Global Qurban ACT kembali dipercayakan TDV menyalurkan daging kurban jenis sapi. Penyembelihannya dilaksanakan tiga titik yakni Aceh Utara, Pidie Jaya, dan Aceh Besar di hari berbeda. Kemudian sapi-sapi tersebut dijemput oleh masing-masing perwakilan kota/kabupaten di Aceh.
Daging sapi yang disalurkan kepada Nek Ramlah sendiri dijemput di Pidie Jaya untuk didistribusikan ke sejumlah titik di kawasan Bireuen.
Hidayatullah berharap ke depan bisa melakukan lebih banyak lagi kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan.
Malaysia dan Turki Nikmati Masakan Aceh Besar
Kurban tahun ini memberikan kesan tersendiri bagi tiga warga Turki dan puluhan turis asal Malaysia. Mereka bisa menikmati Syukuran Qurban "Khanduri Raya Qurbeun" yang dimasak khas resep Aceh Besar yang disajikan Global Qurban ACT Aceh di Masjid Rahmatullah Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar, Senin (12/8).
Kepala ACT Aceh Husaini Ismail menuturkan, kedatangan warga Turki yang bernaung di bawah lembaga kemanusiaan Hayrat juga untuk menyalurkan hewan kurban. Hayrat merupakan salah satu mitra ACT yang tahun sebelumnya juga memercayakan ACT Aceh menyalurkan hewan kurban kepada masyarakat.
"Pelaksanaan kurban dan syukuran ini dapat terlaksana atas dukungan relawan MRI serta keaktifan masyarakat menyukseskannya," tuturnya.
Dua sapi kurban disajikan untuk dimakan bersama warga setempat dan para tamu undangan di bawah tenda di lingkungan masjid. Pergelaran syukuran tersebut didukung oleh CIMB Syariah sebagai mitra ACT.
Sementara itu, kehadiran turis Malaysia di tengah pelaksanaan syukuran tanpa disengaja. Mereka datang ke Aceh untuk menyalurkan kurbannya pada hari raya kedua Iduladha. Akhirnya, mereka dipersilahkan menikmati sajian makanan meskipun awalnya sempat ragu-ragu.
Alhamdulillah, ACT menyalurkan daging kurban sebanyak 1.000 ekor lebih hewan kurban setara kambing dari berbagai mitra ke seluruh Aceh. ACT dibantu MRI jauh hari sebelumnya sudah melaksanakan asesmen guna mendapatkan data orang-orang yang dinilai lebih membutuhkan daging tersebut.
Foto: MRI Bireuen - ACT Aceh
Caption: Ramlah (75), janda miskin yang tinggal seorang diri menangis haru setelah menerima daging kurban yang diserahkan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bireuen - ACT Aceh. Jarang sekali baginya menyantap daging.