Ketua KIP di Negeri Penghasil Kopi Berbasic Wartawan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Kolase Foto. Khairul Akhyar, Ketua KIP Bener Meriah dan Maharadi, Ketua KIP Aceh Tengah. Keduanya memiliki basic sebagai wartawan . [Foto: Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Feature - Personil Komite Independen Pemilihan (KIP) dua kabupaten di negeri penghasil kopi arabika terbaik dunia sudah dilantik. Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah menetapkan pimpinan penyelenggara Pemilu ini.
Ada kejutan untuk Aceh Tengah, banyak pihak yang tidak menduga aktivis yang masih lajang ini akan menjadi ketua KIP. Namun takdir Tuhan menentukan wartawan kompeten muda di negeri berhawa sejuk ini untuk memimpin KIP.
Di negeri penghasil kopi arabika terbaik dunia ini, Gayo Lut, ternyata Maharadi yang menjadi pimpinan KIP. Dia adalah aktivis yang bergerak di bidang anti korupsi, dan juga mengantongi kartu UKW sebagai wartawan muda. Dia tercatat sebagai wartawan Lintas Gayo.co.
Sementara di Bener Meriah tetap dipercayakan kepada Khairul Akhyar yang sudah merasakan asam pahitnya dunia perpolitikan, dia dua periode dipercayakan sebagai ketua KIP dimana sebelumnya dia juga menjabat sebagai ketua Panwaslih.
Khairul Akhyar yang kerap disapa dengan panggilan Ucok juga wartawan kompeten, dia pernah mengantongi kartu wartawan hasil ujian kompetensi. Sebelum masuk dalam lembaga pejabat negara ini, Ucok adalah wartawan aktif di Harian Waspada.
Kedua pimpinan KIP di negeri penghasil kopi ini (Aceh Tengah dan Bener Meriah) saat mendalami ilmu jurnalistik ternyata ditempa oleh wartawan senior, wartawan utama dari Gayo Lut yang kini dipercayakan sebagai Pimred Dialeksis.com.
“Soal imu jurnalistik, saya ditempa oleh wartawan senior Aceh yang sampai saat sekarang ini tulisannya menarik dan mendalam. Dengan penuh telaten Kanda Bahtiar Gayo bukan hanya mengajari, namun menuntun saya bagaimana menjadi wartawan yang baik,” sebut Khairul Ahkyar.
Ilmu jurnalistik itu mulai dari mendapatkan, mengolah, menyajikan berita, ternyata manfaatnya luar biasa, sampai kini ilmu itu sangat bermanfaat, walau untuk sementara saya menggantungkan kartu Pers, sebut Ucok.
Demikian dengan Maharadi, aktivis LSM Jangko ini mengakui dalam persoalan Jurnalistik, Bahtiar Gayo, bukan hanya menjadi gurunya dalam merangkai kata, namun menjadi panutannya karena prinsip hidupnya.
“Bagi saya Kanda Bahtiar Gayo bukan hanya sosok wartawan senior dan professional yang telah mengajari saya dalam dunia jurnalistik, namun banyak mengajari akan makna kehidupan di tengah perputaran jaman,” jelas Maharadi menjawab Dialeksis.com.
“Jujur, banyak tulisan saya yang dipoles wartawan senior ini. Beliau tidak pelit dengan ilmu dan mau memberikan masukan, bahkan adakalanya tulisan saya menjadi pembahasannya sebelum ditayang,” jelas Maharadi.
Semasa menjadi aktivis, sebut Maharadi, sosok Bahtiar Gayo, bukan hanya sebagai wartawan, namun juga termasuk aktvitis yang banyak memberikan masukan, dukungan, serta analisa apa yang sebaiknya dilakukan para aktivis.
Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah melahirkan wartawan yang kini menjadi tampuk pimpinan di lembaga penyelenggara Pemilu. Kedua pimpinan ini bukan hanya punya basic aktivis, namun mengantongi kartu wartawan kompeten.
Banyak pihak berharap kedepanya penyelenggaraan Pemilu semakin baik. Dua wartawan kompeten ini sudah dipercayakan menjadi pimpinan di KIP, Aceh Tengah dan Bener Meriah, bagaimana kinerja mereka, publik akan menilainya. *