Menguak Kematian Wartawan dan Keluarga, Dibakar Atau Terbakar?
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
DIALEKSIS.COM| Feature- Seorang wartawan dan tiga keluarganya di Karo hangus dilalap si jago merah. Meninggalnya keluarga ini apakah terbakar atau dibakar. Sebelumnya, korban menulis berita terkait judi. Apakah korban dihabisi karena berita judi?
Rico Sempurna Pasaribu, wartawan media daring tribrata.tv, sudah dikuburkan bersama istri, anak dan cucunya. Kematianya masih menyisakan cerita panjang. Benarkah anggota TNI terlibat dalam kematianya?
Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatra Utara menduga kasus kebakaran yang menewaskan Sempurna dan keluarganya bukan sekadar musibah, karena sebelum peristiwa itu Sempurna sedang giat memberitakan usaha judi seorang oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Apa statemen petinggi TNI? Sementara Polisi sedang mendalaminya, keterangan saksi dan bukti pendukung dikumpulkan. Dilain sisi, korban juga mendapatkan jatah uang judi, namun tetap memberitakanya.
Bagaimana kisah ini? Dari berbagai sumber yang berhasil Dialeksis.com rangkum, Kematian Sempurna (47), bersama istrinya, Efprida beru Ginting (48), SIP (12), dan cucunya LS (3), menjadi perhatian publik. Korban tewas terpanggang, di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis (27/6) dini hari.
Kematian Rico Sempurna ada kejanggalan, sesuai dengan hasil investigasi Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara yang terdiri dari lembaga profesi jurnalis AJI Medan, IJTI Sumut, PFI Medan, dan FJPI.
Hasil investigasi tim KKJ menyatakan kebakaran itu diduga ada keterlibatan oknum TNI terkait dengan pemberitaan perjudian di rumah oknum aparat tersebut. Dilain sisi, Dewan Pers juga telah mengeluarkan statment mendesak Panglima TNI membentuk tim untuk mengusut kebakaran yang menghilangkan nyawa Rico sempurna dan keluarganya.
"Dewan Pers meminta Panglima TNI dan Pangdam I Bukit Barisan membentuk tim untuk mengusut kasus ini secara terbuka dan imparsial," kata anggota Dewan Pers, Totok Suryanto di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).
Menurut Koordinator KKJ Sumatera Utara Array A Argus, bahwa dari hasil investigasi pihaknya, ditemukan sejumlah fakta bahwa kasus kebakaran yang menewaskan wartawan Tribrata TV dan keluarganya ini terjadi setelah korban memberitakan perjudian, di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Peristiwa itu bermula ketika salah seorang anggota organisasi masyarakat (ormas) memohon kepada Sempurna (korban) agar dapat ikut memperoleh jatah uang hasil judi.
Selama ini diketahui, korban Sempurna mendapatkan jatah uang judi dari oknum prajurit TNI yang memiliki usaha judi itu. Namun saat Sempurna menyampaikan permohonan anggota ormas itu, sang oknum TNI enggan memenuhinya.
Korban membuat berita perjudian itu dengan menyebut identitas pelakunya. Oknum TNI ini meminta agar laporan yang beritakan untuk dihapus. Namun pemberitan itu tidak dihapus. Bahkan, sebelum kebakaran, korban dan oknum TNI (HB) ini sempat bertemu, namun korban tidak memenuhi permintaan penghapusan berita.
Kemudian korban pulang ke kediamanya, diantar oleh rekanya. Pada malam itu rumah korban diamuk si jago merah yang menewaskan korban, istri, anak dan cucunya. Melihat proses kejadian ini, KKJ Sumut meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kebakaran tersebut.
Selain itu, KKJ Sumut juga mendorong semua wartawan untuk bekerja secara profesional dan menaati kode etik jurnalistik. Tidak menyalah gunakan profesi untuk kepentingan tertentu, selain kepentingan publik.
“Kami mendorong semua perusahaan media agar memperhatikan keselamatan setiap jurnalisnya yang bekerja di lapangan dan terus mengingatkan agar bekerja sesuai kode etik,” uangkap Wakil Koordinator KKJ Sumut, Prayugo Utomo.
Tim Penyelidik Independen
Anggota Dewan Pers, Totok Suryanto, meminta agar kepolisian segera membentuk tim penyelidikan independen, yang dapat bersikap adil dan imparsial dalam mengusut kasus kematian Sempurna.
“Dewan Pers juga akan membentuk tim investigasi bersama yang melibatkan aparat dan unsur jurnalis atau KKJ. Kami meminta Komnas HAM serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk turun serta secara aktif melakukan investigasi maupun memberikan perlindungan yang dianggap perlu terhadap keluarga korban,” katanya di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Kapendam Bukit Barisan Bantah
Isu yang menyebutkan adanya indikasi keterlibatan oknum TNI dalam kasus ini membuat pihak Penerangan Kodam (Kapendam) I /Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico Siagian, memberikan keterangan kepada media. Pihaknya membantah ada keterlibatan prajuritnya atau orang tak dikenal (OTK) dalam kasus kebakaran itu.
“Jadi di sini saya jelaskan bahwa kejadian tersebut murni kebakaran dari dalam. Enggak ada orang tidak dikenal (OTK) yang melakukan pembakaran terhadap rumah Sempurna Pasaribu itu,” kata Rico, Senin (1/7/2024).
Berdasarkan penyelidikan polisi, kata Rico, kebakaran itu bersumber dari dalam rumah Sempurna, yang juga dijadikan sebagai warung dan kios penjual BBM eceran dan gas elpiji rumah tangga.
“Sampai saat ini tidak ada ditemukan OTK yang melakukan pembakaran itu. Jadi hasil olah TKP dari pihak kepolisian belum ada. Sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut termasuk menunggu Laboratorium Forensik Polda Sumut termasuk juga autopsi dari korban yang meninggal dunia,” ucap Rico.
Rico pun meminta seluruh pihak untuk menanti hasil dari penyelidikan kebakaran rumah yang menewaskan Sempurna dan tiga orang keluarganya. “Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini seterang-terangnya,” ujar Rico.
Polisi Periksa 16
Sementara itu, pihak kepolisian yang menangani perkara ini melalui Juru bicara Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, mengatakan pihaknya telah memeriksa 16 orang saksi terkait kebakaran yang menewaskan Sampurna dan keluarganya.
“Proses penyelidikan dan penyidikan masih terus berjalan. Polisi bekerja tentu berdasarkan fakta-fakta di lapangan, tidak berdasarkan opini atau asumsi. Kami ingin membuktikan secara ilmiah dan fakta,” katanya, Selasa (2/7). Pihaknya juga membuka posko pengaduan terkait kasus kebakaran rumah Sempurna Pasaribu.
Sementara itu, Kapolres Tanah Karo AKBP Olohan Siahaan dalam keteranganya kepada media seperti dilansir Kompas TV, dari keterangan saksi yang melihat api sudah membesar diperkirakan, sumbernya berasal di dalam rumah korban saat terjadi kebakaran.
“Ada dua titik apai yang terdeteksi yang cukup besar, cukup parah di dalam rumah tersebut, TKP tersebut dan dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi bahwa api yang besar pertama kali ditemukan di dalam rumah,” sebut Olohan.
Polisi sejauh ini memastikan api penyebab kebakaran diduga berasal dari dalam rumah korban sesuai keterangan saksi dan barang bukti. Namun, polisi masih menunggu hasil otopsi Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk memastikan penyebab kematian korban.
Bagaimana ahir dari kisah kematian wartawan dan keluarganya ini, apakah murni terbakar atau dibakar? Pihak penyidik sedang mendalaminya, dan diharapkan adil serta independen. Semoga kasus ini terkuak secara terang benderang.