Naik Trail dan Terpaksa Berjalan Kaki, Danrem Napak Napak Tilas ke Makam Cut Meutia
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
DIALEKSIS.COM| Lhokseumawe- Untuk mencapai makam pahlawan nasional ini tidaklah mudah. Jalanya ektrem dan membutuhkan kekuatan fisik. Belum dapat dilalui dengan kenderaan roda empat. Harus menggunakan sepeda motor, dan dibeberapa titik harus berjalan kaki.
Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia tidak terurus di kawasan belantara pedalaman Aceh. Terserah pada alam untuk merawatnya, walaupun di sana telah bersemayam sosok pejuang wanita Aceh yang namanya sampai kini harum dan telah dijadikan pahlawan nasional.
Danrem 011 Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran yang merupakan putra Aceh “terpanggil jiwanya” untuk menjenguk pusara syuhada yang telah mewarnai keadaan Pertitwi saat ini. Bersama rombongan Danrem menggunakan trail dan rela berjalan kaki menyeberangi sungai, demi sampai ke pusara “srikandi” Aceh ini.
Pusara pahlawan nasional ini berada di Desa Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara. Walau menggunakan trail, untuk mencapai ke sana tidaklah mudah, menempuh perjalanan selama 4 jam lebih.
Mendaki bukit, menuruni lembah, bahkan rombongan Danrem harus berjalan kaki menyeberangi sungai dengan bebatuan yang licin. Kawasan hutan lindung Gunung Lipeh, Pirak Timu Aceh Utara, menjadi saksi bagaimana sang syuhda itu bersemayam di sana.
Danrem 011 LW, mengajak Dandim 0103/Aceh Utara Letkol Kav Makhyar dan Region Head PTPN I Langsa Syahriadi Siregar beeserta rombongan untuk membersihkan pusara pejuang wanita Aceh yang dikenal sangat gigih mengobarkan api peperangan melawan penjajah.
Pada Selasa (02/07/2024) Danrem bersama rombongan membelah hutan lindung ini, menuruni perbukitan terjal, serta merasakan dingin dan segarnya sungai untuk dilewati dengan berjalan kaki.
“Sedih dan prihatian saat rombongan mencapai makam pahlawan nasional Cut Muetia. Akses jalan tidak bagus, rombongan yang menggunakan trail dinas hanya mencapai pertengahan tujuan, selebihnya mengandalkan kekuatan fisik berjalan kaki,” sebut Danrem.
“ Kita sudah mencoba menggunakan mobil offroad, namun juga tidak mampu. Hanya lima puluh meter bisa ditembus, selanjutnya medanya berat tidak bisa dilalui, ya harus berjalan kakiagar sampai kelokasi, karean keberadaan makam di tengah hutan,” Kata Ali Imran.
Namun lelah fisik yang dialami selama perjalan, terbayar sudah. Ketika sampai di pusara pahlawan nasional ini, rasa lelah itu hilang. Ada rasa haru, ketika rombongan sampai juga ke makam pejuang Aceh yang gagah berani ini.
“Makam pahlawan nasional Cut Meutia salah satu monumen sejarah perjuangan Indonesia, Cut Meutia adalah satu-satunya pahlawan nasional yang jasadnya tidak ditemukan oleh para penjajah pada masa itu,” sebut Ali Imran.
Walau pihak penjajah sudah berulang kali mencarinya, namun jasad tetap tidak ditemukan. Jasad wanita tangguh Aceh ini tersamar ditutupi rayap di lokasi makam. Walau Cut Meutia ditembak oleh penjajah sekitar tiga ratus meter dari makam.
“Sebenarnya banyak pihak yang ingin berziarah di pusara Pahlawan Nasional Cut Mutia. Namun akses jalan yang sulit dilalui, keinginan publik masih belum terpenuhi untuk berziarah,” jelas Danrem.
Makam Pahlawan nasional ini dapat dijasikan wisata sejarah untuk mengingat perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Mereka yang ihlas dan rela bertaruh jiwa dan raganya, bertempur tanpa kenal kata menyerah dalam melawan penjajah demi kemerdekaan pertiwi.
Namun karena akses jalan, kondisi makamnya juga kurang terus, hanya dijaga dan dirawat alakadarnya oleh seorang kerabat, dikenal sebagai penjaga atau juru kunci bernama Muda Wali, membuat makam pahlawan ini belum menjadi wisata sejarah,” kata Danrem.
“Hari ini saya bersama Region Head PTPN I Langsa hadir disini untuk melihat langsung bagaimana akses jalan hingga kondisi makam, Insya Allah mudah-mudahan kedepan pihak TNI bersama PTPN akan berupaya membuka akses jalan dan perbaikan makam,” sebut Danrem.
Rombongan yang bathinya sudah puas ketika sampai di makam Pahlawan ini, walau lelah dalam perjalanan, setibanya di sana melakukan doa bersama yang dipimpin oleh Kapten Inf Zulkhaizir, dan membersihkan kawasan makam.
Danrem bersama rombongan bertekad akan membuka akses jalan ke sana, agar para generasi penerus bangsa ini mengetahui sejarah, bahwa di hutan pedalaman Aceh ada pusara seorang pejuang yang gigih. Seorang wanita tangguh yang rela mengorban nyawa, darah dan air mata, demi tegaknya sebuah bangsa.
Kini jasadnya bersemayam dalam pelukan bumi, dihiasi hutan belantara di tengah alam yang damai. Di temani kicauan burung, dan dijaga oleh satwa yang menjadi saksi, inilah Cut Meutia, pahlawan nasional terlahir di bumi pejuang, Aceh. *** BG