Rabu, 02 April 2025
Beranda / Gaya Hidup / Antisipasi Risiko Kesehatan Saat Mudik Lebaran, IDI Aceh Ingatkan Pentingnya Persiapan Fisik dan Mental

Antisipasi Risiko Kesehatan Saat Mudik Lebaran, IDI Aceh Ingatkan Pentingnya Persiapan Fisik dan Mental

Jum`at, 28 Maret 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

dr. Masry, SpAn Wakil Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Jelang arus mudik Lebaran yang diprediksi memuncak dalam beberapa hari ke depan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan persiapan kesehatan fisik dan mental guna mencegah risiko gangguan kesehatan selama perjalanan. 

Merespon hal tersebut Dialeksis menghubungi  dr. Masry, SpAn Wakil Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, menekankan bahwa mudik yang lancar dan aman harus dimulai dari kesadaran individu akan pentingnya menjaga kondisi tubuh.

“Mudik adalah tradisi yang sangat dinanti, tetapi jangan sampai euforia mudik mengalahkan kewaspadaan kita terhadap ancaman kesehatan. Mulai dari kelelahan akut, dehidrasi, hingga kecelakaan lalu lintas bisa terjadi jika persiapan tidak matang,” ujar Dr Masryl kepada Dialeksis, Jumat (28/03/2025).

Menurut data IDI Aceh, kasus gangguan kesehatan selama mudik cenderung meningkat setiap tahun, terutama pada kelompok usia produktif. Masalah yang sering dilaporkan antara lain kelelahan, gangguan pencernaan akibat konsumsi makanan sembarangan, hingga kambuhnya penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes. 

“Banyak pemudik memaksakan diri berkendara meski tubuh sudah lelah. Ini berisiko tinggi memicu kecelakaan atau serangan jantung mendadak,” tambahnya.

dr Masry menyarankan tiga langkah utama sebagai antisipasi:

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum mudik, terutama bagi pemudik dengan riwayat penyakit kronis atau lansia.

2. Manajemen waktu istirahat selama perjalanan, termasuk menghindari begadang sebelum hari H.

3. Disiplin protokol kesehatan, seperti memakai masker di kerumunan dan mencuci tangan, untuk mencegah penularan penyakit infeksi.

4. Hidrasi dan Pola Makan Seimbang Jadi Kunci

Dehidrasi disebut dr Masry sebagai “musik diam - diam” yang kerap memicu sakit kepala, kram otot, hingga penurunan konsentrasi pengemudi. 

“Minum air putih setiap 1 - 2 jam sekali, batasi konsumsi kafein, dan hindari makanan tinggi garam atau minuman berenergi yang bisa memperparah dehidrasi,” jelas Dokter Spesialis Anestesi sekaligus praktisi kesehatan ini. 


Ia juga mengingatkan agar pemudik tidak jajan sembarangan di pinggir jalan. “Bawa bekal dari rumah atau pilih menu makanan yang terjaga kebersihannya. Keracunan makanan bisa merusak perjalanan mudik sekeluarga,” tegasnya.

Mmenggarisbawahi bahwa kondisi cuaca ekstrem selama mudik, seperti panas terik atau hujan deras, dapat memperburuk daya tahan tubuh.

“Pastikan kendaraan dalam kondisi baik agar tidak terjebak macam panjang yang memicu stres dan kelelahan. Siapkan obat-obatan dasar seperti antinyeri, antidiare, dan vitamin,” ujarnya.

IDI Aceh juga mengimbau pemudik untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala seperti sesak napas, nyeri dada, atau diare berkepanjangan.

“Jangan tunda pengobatan hanya karena ingin cepat sampai tujuan. Keselamatan adalah prioritas,” pesannya.

Selain kesadaran individu, dr Masry mendorong pemerintah dan penyedia layanan transportasi untuk meningkatkan fasilitas kesehatan di titik-titik mudik, seperti posko kesehatan darurat dan ambulans siaga. 

“Sinergi antara masyarakat dan pemangku kebijakan akan meminimalisir risiko fatal,” katanya.

Sebagai penutup dr Masry, ia berpesan: “Mudik adalah momen kebahagiaan. Pastikan kita pulang dengan selamat, sehat, dan membawa kebahagiaan bagi keluarga di kampung halaman.”

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI