Dampak Teknologi Digital Dinilai Bisa Pengaruhi Otak
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com, Jakart - Dampak teknologi digital sangat mempengaruhi terhadap kejiwaan seseorang. Pengguna FB dan Instagram menurut riset ternyata mayoritas bapak-bapak. Hal tersebut disampaikan Dirut RSIJ Cempaka Putih, dr Meta Desvini.
"Hasil riset kejiwaan ada temuan baru dimana orang yang memiliki gangguan jiwa baru itu diakibatkan oleh perilaku baru akibat media sosial. Sebanyak 25 persen itu ternyata kronis. Dan ternyata pria lebih banyak," kata dr. Meta Desvini (Dirut RSIJ Cempaka Putih) pada Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah 1439 H, di Uhamka Jakarta, Senin (28/5/2018).
Dikatakan, ada perilaku tertentu yang dilakukan orang saat ini dimana (penggunaan) teknologi digital itu mempengaruhi otak kita. "Misalnya ada orang yang merasa bahwa Hpnya bergetar padahal tidak. kemudian, otak kita hanya diisi sebagian, sebagian orang saat ini tidak mau mengisinya," kata dia.
"Sebab orang saat ini hanya mencari sesuatu itu di google. Berbagai hal hanya cukup disimpan di google, sedangkan otaknya kosong," jelas dr. Meta.
Kemudian ada gejala nomopobhia. Orang ini mengalami ketakutan yang berlebihan jika tidak memegang HP. Orang ini akan menjadi tidak rasional ketika ketinggalan HP misalnya.
"Perilakunya akan sangat panik. Atau mereka itu akan selalu mengecek Hpnya secara terus menerus tidak berhenti. Masyarakat saat ini cemas jika tidak memegang HP," terang dr. Meta.
Ada juga masalah cybercondria. Yaitu mereka yang selalu ketakuatn karena mendapat informasi dari internet tentang sesuatu, seperti masalah kesehatannya. Mereka sangat percaya informasi dari internet padahal belum tentu benar.
Dr. Meta menambahkan, orang yang kecanduan gadget, mereka cenderung cemas, depresi, dan mengalami gangguan jiwa tertentu. Anak juga bisa mengalami gangguan belajar, gangguan pergaulan. Kemudian anak-anak menjadi malas.
"Mereka juga sangat emosional, mudah marah. Ada juga penyakit adiksi media sosial. Kita suka melihat bagaimana orang yang jauh2 ibadah ke mekkah tetapi kerjaannya hanya upload aktivitasnya di medsos. Semua aktivitas kita selalu dimasukkan ke medsos. Ini ternyata gangguan jiwa," urai kader Muhammadiyah itu.
Dampak bahaya juga adalah adanya pobia sosial. Ketika di media sosial orang ini sangat aktif bahkan hyper aktif, tetapi jika ketemu dengan orang banyak secara nyata, mereka akan ketakutan.
"Mereka tidak sanggup untuk bergaul dengan orang banyak. Hal lain adalah persoalan pornografi di dunia internet," ujarnya. (rel)