Ini Kiat Merintis Bisnis Rumahan Agar Tahan Lama
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dampak ekonomi yang merupakan rippling effect dari situasi pandemi saat ini, mengharuskan masyarakat untuk jeli memanfaatkan peluang yang ada untuk membantu mereka tetap bertahan. Salah satunya dengan memulai bisnis dari rumah sesuai dengan keahlian atau ketertarikan masing-masing.
Head of Brands Management and Digital Products, Shopee Indonesia Daniel Minardi mengatakan, setelah hampir setahun, belanja online telah menjadi pusat kehidupan masyarakat banyak.
"Penjualan secara daring tentu memperkuat kontribusi positif bisnis rumahan terhadap perputaran roda perekonomian secara keseluruhan," ujar Daniel di Jakarta, Sabtu (5/12/2020). Berikut ini tips, pelaku bisnis rumahan dalam mengembangkan bisnisnya di tengah pandemi:
1. Perdalam ide bisnis dan lakukan riset pasar.
Pandemi menyebabkan perubahan aktivitas dan kebutuhan masyarakat. Cari produk apa yang banyak dibutuhkan masyarakat saat ini. Pastikan agar ide bisnis yang dimiliki dapat menjawab kebutuhan pasar yang ingin dituju dengan tepat dan sesuai.
2. Mulai bisnis dari ketertarikan diri sendiri.
Selain dari mencari insight akan ketertarikan dan kebutuhan masyarakat secara umum, akan lebih memudahkan apabila bisnis rumahan dimulai dari hobi ataupun ketertarikan calon pelaku bisnis.
Jangan khawatir apabila hobi atau ketertarikan yang dipunyai memiliki pangsa pasar yang kecil, karena lebih baik memulai dengan fokus pangsa pasar kecil agar bisnisnya dapat berkembang dengan lebih terarah.
3. Tentukan target konsumen dan maksimalkan channel online.
Tentukan secara spesifik target konsumen bisnis. Ingat, tidak semua orang dapat menjadi target dari produk atau jasa. Kemudian, karena semua orang sebagian besar melakukan kegiatan berbelanja mereka secara online, online presence jadi sangat penting dalam membangun bisnis.
4. Pilih logo dan packaging produk yang merepresentasikan bisnis.
Logo dan packaging merupakan cara kamu untuk membedakan bisnis yang kamu miliki dengan bisnis-bisnis lainnya. Secara tidak langsung branding mampu memberikan banyak manfaat, termasuk dalam mempengaruhi psikologi calon konsumen melalui tulisan, label, keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan dan informasi lain yang perlu disampaikan kepada konsumen.
5. Packaging yang ramah lingkungan tidak selalu mahal.
Bekal pengetahuan yang cukup tentang cara produksi dan pengemasan yang baik akan menghasilkan produk yang aman, bermutu dan berkualitas, serta memenuhi standar untuk dipasarkan. Meski demikian, memilih kemasan yang ramah lingkungan tidak harus mengorbankan desain.
Desain yang kreatif dan bijaksana justru akan dapat meringankan beban produk, mengurangi sampah lingkungan serta mengurangi biaya pengiriman. Bahkan, mitos tentang biaya packaging ramah lingkungan yang lebih mahal pun hanya mitos, lho!
Para pelaku bisnis dapat mencari berbagai produk kemasan ramah lingkungan seperti paper bag, paper box (kardus), telo bag (pengganti plastik sekali pakai yang berbahan dasar singkong), dan lainnya. (SINDOnews)