Mengapa Remaja Masa Lalu Nampak Lebih Tua? Ahli Gizi Ungkap Alasan Utama
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
dr. Iflan Nauval, M.ScIH, Sp.GK (K), Sp.KKLP, AIFO-K. Ahli gizi sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Foto: for Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Aceh - Fenomena remaja masa lalu yang tampak lebih tua dibandingkan remaja masa kini mendapat penjelasan ilmiah dari dr.Iflan Nauval, M.ScIH, Sp.GK (K), Sp.KKLP, AIFO-K. Ahli gizi sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ini menguraikan beberapa faktor utama yang memengaruhi perbedaan ini.
1. Bias Persepsi Visual dalam Fotografi
Menurut dr. Iflan, bias seleksi dalam dokumentasi visual menjadi salah satu faktor utama. "Di masa lalu, fotografi hanya dilakukan pada momen penting seperti pernikahan atau acara formal. Remaja sering tampil dengan pakaian formal, gaya rambut rapi, dan ekspresi serius, menciptakan kesan yang lebih dewasa," jelasnya.
Sebaliknya, kemajuan teknologi kamera saat ini memungkinkan dokumentasi yang lebih spontan. "Remaja masa kini sering diabadikan di foto dalam situasi santai dengan pakaian kasual, sehingga terlihat lebih muda, belum lagi ada teknologi filter foto yang kadang membuat kita tertipu oleh foto” tambahnya.
2. Faktor Biologis: Penurunan Usia Biologis
Kemajuan di bidang kesehatan juga memainkan peran. Pada penelitian 2018 dari tim Yale School of Medicine dan University of South Carolina yang menunjukkan bahwa usia biologis manusia cenderung menurun.
"Individu masa kini, termasuk remaja, memiliki usia biologis yang lebih muda dibandingkan usia kronologis mereka pada beberapa dekade lalu. Perbaikan dalam nutrisi, vaksinasi, dan akses kesehatan membuat perkembangan biologis lebih optimal," jelas dr. Iflan.
3. Paparan Sinar UV yang Berbeda
Aspek lingkungan, terutama paparan sinar UV, juga menjadi faktor signifikan. Dr. Iflan menjelaskan bahwa remaja masa lalu lebih sering terpapar sinar matahari langsung dibandingkan remaja masa kini, yang lebih sering berada di dalam ruangan dan terlindung dari paparan UV.
"Paparan sinar UV yang berlebihan dapat merusak struktur kulit, dan lama kelamaan memunculkan tanda-tanda penuaan dini. Pada masa lalu, produk anti sinar UV, belum banyak beredar," jelasnya. Selain itu, dahulu mobil belum banyak, sehingga berjalan kaki atau naik motor tanpa helm fullface menjadi pilihan untuk mobilitas, hal ini membuat paparan UV juga meningkat.
Sebaliknya, saat ini fasilitas transportasi sudah sangat bagus dan juga remaja masa kini lebih sadar akan pentingnya perlindungan kulit. "Tren skincare modern, membantu menjaga kulit mereka tetap sehat" tambahnya.
4. Peran Media Sosial dalam Persepsi Perawatan Diri
Dr. Iflan juga menyoroti dampak media sosial terhadap kesadaran perawatan diri. "Media sosial menjadi inputnutama yang memengaruhi cara remaja memandang kecantikan dan kesehatan," jelasnya.
Fakta ilmiah mendukung peran media sosial dalam meningkatkan kesadaran perawatan diri.
"Remaja sekarang menempatkan pentingnya menjaga penampilan karena mungkin terinspirasi dari influencer medsos." tambah dr. Iflan.
5. Gaya Hidup dan Perubahan Sosial
Gaya hidup modern juga berkontribusi. "Olahraga rutin sudah jadi tren positif beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi Covid-19. Hal ini sangat berkontribusi untuk memperlambat proses penuaan dengan olahraga rutin" ujarnya.
Namun, ia mengingatkan sisi negatif gaya hidup modern, seperti konsumsi makanan cepat saji dan pola hidup malas gerak (mager), yang dapat berdampak buruk bagi penampilan dan tentunya kesehatan secara umum.