kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Menyesal, Dulu Diputus karena Jualan Ubi

Menyesal, Dulu Diputus karena Jualan Ubi

Minggu, 01 April 2018 12:50 WIB

Font: Ukuran: - +

(foto: tribunnews.com)


DIALEKSIS.COM – Dianggap tidak memilikim masa depan karena Jualan Ubi, sang pacar memutusnya. Itulah yang dialami Wu Yan-yi. Tapi manusia tidak bisa mempridiksi nasib dan kehidupan seseorang. Bila Tuhan berkehendak, seketika nasib bisa berubah.

Wu Yan-yi begitu kecewa akibat pernah diputus pacarnya karena ia hanya penjual ubi, tapi kini kehidupannya berubah luar biasa. Sebagaimana dilansir media (tribunnews.com), pria 36 tahun itu kini menjual ubi 8 warna yang sangat populer di Yilan, Taiwan. Penghasilan per bulannya mencapai 1 juta Dolar Taiwan Baru (TWD) atau sekitar Rp 471 juta. 

Wu mengungkapkan bahwa kesuksesannya saat ini tak lepas dari pengaruh mantan pacarnya dulu.

Sang mantan dulunya memutuskan dirinya lantaran berjualan ubi dan menyebutnya tak punya masa depan."Dia benar, itu terjadi empat tahun yang lalu," ujar Wu.

Waktu itu, bisnis ubinya tidak berjalan baik. Pendapatan per bulannya hanya 30 ribu TWD (Rp14,1 juta). Hal itulah yang membuat dirinya dipertanyakan oleh keluarga pacarnya. 

"Apa berjualan ubi punya masa depan?" kira-kira begitulah gugatan keluarga si pacar.

Hal yang lebih menyedihkan adalah di hari ketiga Wu memulai bisnis, sang pacar berkata, "Denganmu, aku tidak punya masa depan."

Tentu saja hal itu membuat Wu sedih. Hatinya terhenyak jauh. Namun, Wu kemudian menjadi spirit, sehingga mulai membuat gebrakan baru pada bisnisnya. Di Jepang, ia melihat ada yang menjual ubi dengan berbagai warna. 

Semanjak saat itu, Wu memiliki ide untuk menjual ubi spesial di Taiwan dengan merek "Ubi 8 warna". Semenjak saat itu, penjualannya meroket. Ia pernah menghasilkan 8 juta TWD per bulan (Rp3,7 M). Wu juga sudah mampu mempekerjakan 10 orang karyawan.

Baru-baru ini, Wu dengan bangga memamerkan prestasi barunya di Facebook: berhasil mendapatkan ISO 22000.

Selain bisnisnya yang sukses, Wu juga seorang pria yang dermawan. Ia tak sungkan memberi donasi pada yang membutuhkan, serta mensponsori pemain-pemain olahraga untuk keluar negeri.

Setelah berjualan kentang membuatnya kaya dan terkenal, ia menyampaikan rasa terima kasihnya pada sang mantan.

"Terima kasih pada wanita yang mencampakkan saya, karena saya tidak suka dipandang rendah oleh orang lain." (*)


Keyword:


Editor :
Ampuh Devayan

riset-JSI
Komentar Anda