Beranda / Gaya Hidup / Nasihat Warren Buffett: 5 Hal yang Sebaiknya Tidak Dibeli Kelas Menengah

Nasihat Warren Buffett: 5 Hal yang Sebaiknya Tidak Dibeli Kelas Menengah

Sabtu, 25 Januari 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Warren Buffett, bankir dan investor terkaya di dunia. Foto: forbes.com


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Warren Buffett, salah satu bankir dan investor terkaya di dunia, kerap memberikan nasihat keuangan bagi siapa saja yang ingin mengelola finansialnya dengan lebih bijak. Salah satu saran yang sering ia tekankan adalah tentang pengelolaan konsumsi, khususnya bagi kalangan kelas menengah.

Melansir dari New Trade U, Buffett dikenal dengan gaya hidup hemat meskipun memiliki kekayaan melimpah. Ia menegaskan pentingnya memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, terutama untuk menghindari jebakan pola konsumsi berlebihan yang kerap dialami kelas menengah. Berikut lima hal yang menurut Buffett sebaiknya tidak dibeli:

1. Mobil Baru

Buffett secara konsisten menyarankan kelas menengah untuk menghindari pembelian mobil baru. Menurutnya, kendaraan adalah salah satu aset yang dengan cepat kehilangan nilai.

“Mobil baru dapat kehilangan hingga 20 persen nilainya di tahun pertama, dan hingga 60 persen dalam lima tahun pertama,” jelas Buffett. Sebagai alternatif, membeli mobil bekas dengan kondisi baik adalah pilihan yang lebih bijak.

Buffett juga mengingatkan, “Jangan simpan apa yang tersisa setelah belanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.”

2. Layanan Berlangganan yang Tidak Perlu

Di era digital, layanan berlangganan seperti streaming video, musik, hingga aplikasi premium dapat menjadi pengeluaran yang tak terasa membengkak. Buffett menekankan pentingnya mengevaluasi manfaat layanan berlangganan yang dimiliki.

“Berlangganan layanan yang tidak digunakan secara maksimal adalah pengeluaran yang sia-sia,” ujarnya. Termasuk di antaranya adalah keanggotaan gym atau klub yang jarang dimanfaatkan.

Ia menambahkan, “Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera harus menjual barang yang Anda butuhkan.”

3. Rumah Baru

Buffett memahami pentingnya memiliki rumah, namun ia mengingatkan kelas menengah untuk tidak terlalu sering berpindah ke rumah yang lebih besar. Langkah ini, menurutnya, hanya akan meningkatkan tekanan finansial dan memperlambat akumulasi kekayaan.

Sebagai contoh, Buffett tetap tinggal di rumah yang dibelinya pada tahun 1958 di Omaha, Nebraska, seharga US$ 31.500 atau sekitar Rp 510 juta.

Memiliki rumah sesuai kebutuhan, bukan keinginan, membantu menghindari kenaikan biaya hipotek, pajak, dan perawatan.

4. Barang dengan Kualitas Rendah

Godaan untuk membeli barang murah sering kali berujung pada pengeluaran lebih besar dalam jangka panjang. Buffett menegaskan pentingnya memilih kualitas daripada kuantitas.

“Barang murah sering kali tidak awet, sehingga perlu diganti lebih cepat. Ini justru membuat pengeluaran lebih besar,” katanya. Filosofi ini berlaku untuk berbagai hal, mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga.

5. Perjudian

Buffett secara tegas mengkritik perjudian, termasuk tiket lotere, sebagai bentuk pemborosan yang tidak produktif. Menurutnya, perjudian didasarkan pada kesalahpahaman tentang probabilitas dan harapan kekayaan instan.

“Perjudian dan tiket lotere adalah pajak bagi orang-orang yang tidak mengerti matematika,” tegasnya.

Ia percaya uang yang dihabiskan untuk berjudi lebih baik diinvestasikan pada aset yang memiliki peluang nyata untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.

Dengan mempraktikkan prinsip hemat dan bijaksana, Buffett menunjukkan bahwa kebebasan finansial bukan hanya soal pendapatan besar, tetapi juga tentang bagaimana mengelola uang dengan cerdas. Nasihatnya menjadi pengingat bagi kelas menengah untuk lebih selektif dalam membelanjakan uang, demi masa depan finansial yang lebih baik.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI