Penyakit-penyakit yang Timbul akibat Polusi Udara
Font: Ukuran: - +
Jakarta kini menyandang status sebagai kota paling berpolusi di dunia. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai angka 182, tertinggi dari seluruh kota di dunia. Kualitas udara yang sangat buruk ini diam-diam membunuh masyarakat Jakarta tanpa disadari.
Polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari yang paling utama yakni penyakit saluran pernapasan, kardiovaskular, hingga penyakit lain yang menyerang organ tertentu.
Dokter ahli paru Agus Dwi Susanto menjelaskan polusi udara yang terus menerus dihirup setiap waktu dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi organ.
Lihat juga: Gara-gara Polusi Udara,Biaya Kesehatan Indonesia Capai Rp50 T
"Polusi udara baik di dalam ruangan atau luar ruangan langsung berhubungan dengan sel paru saat menarik napas. Dari sel paru, partikel polusi itu bisa menyerang organ lainnya dalam tubuh melalui peredaran darah," kata Agus saat memaparkan hubungan polusi udara ambien dengan kesehatan dalam Seminar Kolaborasi Lintas Sektor: Menuju Udara Bersih 2030, di Jakarta.
Agus menyebut pada tahap awal, polusi udara itu menyebabkan perubahan subklinis atau kerusakan tanpa timbulnya gejala dan tidak memerlukan obat. Perubahan subklinis ini mengakibatkan berkurangnya respon paru dan terjadi kerusakan pada tingkat sel. Kerusakan ini terjadi pada setiap orang yang menghirup polusi udara secara intens.
"Ini yang sering tidak disadari karena tidak ada gejala, tapi sebenarnya polusi udara sudah merusak. Dampaknya tentu tidak sekarang, tapi 10 atau 20 tahun lagi," tutur Agus yang merupakan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini.
Pada tahap lanjut, kerusakan sel itu semakin luas dan dapat menyerang saluran pernapasan atas hingga saluran pernapasan bawah. Kerusakan itu mulai menunjukkan gejala dan memerlukan penanganan. Pada kerusakan yang parah, polusi udara dapat menyebabkan kematian dini.
Agus menyebut beberapa penyakit yang timbul akibat polusi udara seperti infeksi saluran pernapasan, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), hingga kanker paru.
Selain penyakit pada saluran pernapasan, polusi udara juga dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular atau berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
Dokter ahli jantung Ario Soeryo Kuncoro menjelaskan hal ini terjadi karena partikel polusi yang telah melewati paru masuk ke peredaran darah dan menyerang pembuluh hingga jantung.
"Terjadi inflamasi yang mengakibatkan disfungsi pembuluh darah sehingga tidak dapat bekerja dengan baik dan menyerang jantung. Penelitian menunjukkan polusi udara ini terbukti berkontribusi pada penyakit jantung koroner, gagal jantung, saraf, diabetes melitus, hipertensi dan sebagainya," kata Ario.
Lihat juga: Jakarta Diminta Larang Motor dan Metromini Saat Asian Games
Selain itu, partikel polusi seperti PM2,5, NOx dan SO2 juga bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti usus, ginjal hingga otak.
Pada ibu hamil, polusi udara juga dapat menyebabkan penurunan berat badan, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, serta gangguan perkembangan mental dan fisik.