Senin, 14 Juli 2025
Beranda / Gaya Hidup / Simpan Daging di Freezer Tak Bisa Sembarangan, Ini Batas Waktu dan Cara Aman Menurut Ahli

Simpan Daging di Freezer Tak Bisa Sembarangan, Ini Batas Waktu dan Cara Aman Menurut Ahli

Sabtu, 12 Juli 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menyimpan daging dalam freezer memang menjadi cara paling umum untuk memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitasnya. Namun, banyak yang belum mengetahui bahwa penyimpanan ini tetap memiliki batas waktu agar daging tetap aman dikonsumsi dan tidak kehilangan nilai gizinya.

Menurut pakar teknologi pangan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, meski pembekuan bisa memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kualitas daging, menyimpan daging terlalu lama di freezer tetap dapat menurunkan kualitas, cita rasa, dan kandungan nutrisinya.

“Kalau daging utuh, dipotong-potong, lalu dibersihkan dan disimpan dalam freezer, bisa bertahan 8 hingga 9 bulan. Tapi rasanya tidak akan seenak daging yang hanya disimpan selama sebulan atau seminggu,” kata Prof Hardinsyah saat dihubungi detik.com, Sabtu (12/7).

Ia menambahkan bahwa ikan lebih cepat mengalami penurunan kualitas dibandingkan daging merah. “Ikan setelah 3 bulan di freezer biasanya sudah tidak enak lagi karena terjadi proses oksidasi,” ujarnya.

Risiko Oksidasi dan Keracunan

Oksidasi adalah proses alami yang dapat terjadi pada semua jenis daging selama penyimpanan beku dalam waktu lama. Tanda-tandanya meliputi perubahan warna, aroma, tekstur, dan rasa. Bila oksidasi disertai tanda-tanda pembusukan, daging yang dikonsumsi berisiko menyebabkan gangguan pencernaan bahkan keracunan.

Karena itu, sangat penting mengetahui cara menyimpan daging yang benar dan aman.


Tips Menyimpan Daging di Freezer

Mengutip Medical News Today, penyimpanan daging di freezer sebaiknya dilakukan pada suhu minimal -18 derajat Celsius. Pada suhu ini, pertumbuhan bakteri dapat dihentikan dan mikroorganisme seperti jamur serta ragi bisa dimatikan.

Prof Hardinsyah juga menekankan pentingnya membagi daging dalam porsi kecil sebelum dibekukan. Cara ini mencegah proses pencairan dan pembekuan ulang yang bisa merusak tekstur serta kualitas daging.

“Kalau sekali masak butuh enam potong ayam, ya simpan enam potong itu dalam satu bungkus. Jadi ketika diambil, hanya sesuai kebutuhan. Sisanya tetap beku dan kualitasnya terjaga,” jelasnya.

Ia juga menyarankan untuk mengutamakan penggunaan daging yang lebih dahulu disimpan. Rotasi stok menjadi kunci menjaga kesegaran dan keamanan pangan di dalam freezer rumah tangga.

Tiga Cara Aman Mencairkan Daging Beku

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan panduan tentang cara mencairkan daging beku secara aman sebelum diolah. Berikut ini tiga metode yang direkomendasikan:

  1. Pindahkan ke Chiller (Lemari Es Bawah)
  2. Letakkan daging beku dari freezer ke dalam chiller dengan suhu antara 0“4 derajat Celsius.
  3. Tunggu hingga es pada permukaan daging mencair dan tidak ada lagi bunga es.
  4. Daging pun siap dimasak dengan aman.
  5. Rendam dalam Air
  6. Bungkus daging beku dalam plastik kedap udara.
  7. Masukkan ke dalam wadah dan rendam dengan air keran bersuhu ruang.
  8. Pastikan seluruh bagian daging terendam air.
  9. Ganti air setiap 30 menit untuk menjaga suhu tetap stabil.
  10. Gunakan Microwave
  11. Manfaatkan fitur defrost yang tersedia di microwave.
  12. Setelah daging mencair, segera masak agar tidak memberi kesempatan bagi mikroorganisme berkembang.


Hindari Membekukan Ulang

Penting dicatat, daging yang sudah dicairkan sebaiknya langsung dimasak dan tidak dibekukan ulang. Pembekuan ulang bisa mempercepat kerusakan jaringan daging dan meningkatkan risiko kontaminasi mikroba.

Dengan memperhatikan batas waktu penyimpanan, suhu freezer yang tepat, serta cara mencairkan yang aman, masyarakat dapat menjaga kualitas dan keamanan daging beku di rumah. Kebiasaan kecil ini penting dalam mendukung ketahanan pangan dan kesehatan keluarga.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI