Yuni Shara Izinkan Anak Nonton Porno, Sudah Tepatkah Untuk Edukasi Seks?
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Yuni Shara mendadak jadi perbincangan lantaran terang-terangan mengakui anak-anaknya terpapar konten video dewasa atau video porno. Dirinya bahkan tak mempersoalkan hal tersebut karena disebut bisa menjadi edukasi seks bagi anak-anaknya.
"Anak-anakku kebetulan anak-anak yang terbuka. Nggak mungkinlah ya anak-anak kita nggak nonton film porno, mau yang jenis anime atau jenis apapun segala macem, akan ada," ujar Yuni Shara.
"Jadi mendingan daripada gini-gini, kita jadi temen aja. (Aku selalu nanya) Gimana nonton ini? Misalnya kayak gitu. Asyik nggak? (Mereka bilang) Bunda kamu jangan gini-gini (bicara soal film porno). (Lalu dijawab) Aduh, biasa aja bro. Aku begitu," lanjut Yuni Shara.
Memang, di tengah kemudahan akses teknologi, konten video porno semakin banyak beredar dan berseliweran. Orang tua tentu sulit menjaga anak dari sekian banyak konten porno, tetapi tepatkah jika video porno menjadi sarana untuk edukasi seks?
Dikutip dari CBC, generasi muda mulai mempunyai hasrat seksual sehingga muncul rasa ingin tahu tentang seks. Sayangnya, seks dianggap sebagai hal tabu untuk dibicarakan terlebih dengan orangtua. Akhirnya, mereka mencari tahu sendiri dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengakses situs pornografi.
Kecanduan
Debby Herbenick, co-director Center for Sexual Health Promotion Indiana University menyebut, video porno adalah sebuah fiksi sehingga orang menggemarinya dan dapat membuat kecanduan.
Ia melanjutkan, ada risiko besar yang harus ditanggung jika generasi muda salah mempersepsikan video porno sebagai edukasi seks.
Seks bebas
Salah satunya, anak muda bisa terjerumus untuk melakukannya dan terbawa dalam kubangan seks bebas. Dari seks bebas ini, berbagai masalah bisa muncul seperti terinfeksi penyakit menular HIV.
Ketidaktahuan mengenai alat kontrasepsi juga bisa menyebabkan pihak perempuan hamil. Jika hamil dengan umur yang belum siap, seks bebas bisa membawa pada risiko aborsi atau kematian ibu yang meningkat.
Edukasi seks yang tepat
Di negara seperti Belanda dan Selandia Baru, pendidikan seks dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Sejak sekolah dasar, anak-anak diajarkan mengenai kondisi biologis tubuhnya hingga pemakaian alat kontrasepsi dan pencegahan penyakit menular seperti HIV.
Debby menekankan, jika edukasi seks tidak diajarkan di sekolah atau oleh orangtua, maka pornografi akan menjadi sumber utama edukasi seks bagi generasi muda, yang justru keliru.
Generasi muda perlu belajar mengenai tubuhnya dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan mengenai seks. Dengan edukasi yang tepat, kehidupan seksual seseorang akan menjadi lebih baik dan sehat.[Detik]