Asal Mula Kisah Lailatul Qadar Bermula dari Kisah Nabi Syam'un
Font: Ukuran: - +
Foto: TribunBogor/Istimewa
DIALEKSIS.COM | Haba Ramadan - Asal-usul diturunkannya Lailatul Qadar ternyata memiliki cerita menarik. Kisahnya bermula dari Nabi Syam'un, seorang Nabi dari kalangan Bani Israel yang dikenal memiliki fisik kuat melawan kemungkaran.
Nabi Syam'un Ghozi 'alaihissalam dijuluki Samson. Beliau memiliki beberapa julukan lain. Dalam bahasa Arab, beliau disebut Syamsyawn atau Syam'un. Dalam bahasa Ibrani, disebut Simson. Dalam bahasa Tiberias disebut Shimshon. Dalam Alkitab Nasrani, disebut Samson.
Nama Syamun sendiri artinya "yang berasal dari matahari, sedangkan al-Ghozi, artinya "yang berasal dari Ghazi (Ghaza, Palestina). Beliau merupakan hakim ketiga terakhir pada zaman Israel kuno.
Nabi Syam'un Ghozi memiliki mukjizat dapat melunakkan besi dan dapat merobohkan istana. Cerita tentang Syam'un ini merupakan cerita Israiliyat yang diceritakan turun temurun di jazirah Arab, jauh sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam lahir.
Dalam Kitab Muqasyafatul Qulub karangan Imam Al-Ghazali diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat di bulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Syam'un Ghozi yang membuat beliau tersenyun.
Syam'un adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi. Dikisahkan, Nabi Syam'un berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah. Keperkasaan Nabi Syam'un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafir saat itu, yakni Raja Israil.
Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Syam'un. Berbagai upaya pun dilakukan dan diimingi akan mendapat hadiah emas dan permata berlimpah. Singkat cerita, Nabi Syam'un Ghozi terpedaya oleh isterinya.
Karena sayangnya dan cintanya kepada istrinya, Nabi Syam'un berkata pada istrinya, "Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku."
Akhirnya, Nabi Syam'um diikat oleh istrinya saat ia tertidur. Lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Beliau disiksa hingga dibutakan matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja.
Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Syam'un berdoa kepada Allah. Beliau berdoa dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah.
Doa Nabi Syam'un dikabulkan Allah. Istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian Nabi Syam'un bersumpah kepada Allah akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari Allah.
Riwayat lain menyebutkan, ketika doanya dikabulkan Allah, Nabi Syam'un menggunakan kekuatannya untuk meruntuhkan seluruh istana sehingga mengorbankan raja dan istri beliau sendiri. Setelah kejadian itu, Nabi Syam'un kemudian bersumpah untuk beribadah selama 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) tanpa henti.
Begitulah kisah Nabi Syam'un yang membuat Rasulullah tersenyum. Ketika Rasulullah selesai menceritakan kisah Nabi Syam'un yang berjihad fisabilillah selama 1.000 bulan, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti Nabiyullah Syam'un Ghozi." Kemudian Rasulullah diam sejenak dan Malaikat Jibril pun datang dan mewahyukan kepada Raulullulah tentang satu malam yang sangat agung.
Bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, dimana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan. Itulah Lailatul Qadar yang jika kita mendapatkannya, maka malam itu lebih baik daripada 83 tahun 4 bulan atau menyamai ibadahnya Nabi Syam'un seribu bulan.
Dalam Kitab Qishashul Anbiyaa dikisahkan bahwa Rasulullah tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, "Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?"
Rasulullah SAW menjawab: "Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di Mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang Nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Nabi Syam'un." [sindonews.com]