Kamis, 03 April 2025
Beranda / Berita / Haba Ramadan / Menyambut Idul Fitri dengan Taqwa dan Silaturrahmi: Khutbah Prof. Agussabti di Unsyiah

Menyambut Idul Fitri dengan Taqwa dan Silaturrahmi: Khutbah Prof. Agussabti di Unsyiah

Senin, 31 Maret 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Prof. Dr. Ir Agussabti, M.Si., IPU Asean Eng, Wakil Rektor Bidang Akademik Unsyiah. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam Khutbah Idul Fitri 1446 H di Masjid Jamik Kampus Kopelma Darussalam, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir Agussabti, M.Si., IPU Asean Eng, Wakil Rektor Bidang Akademik Unsyiah, menyerukan umat Muslim untuk memaknai kemenangan Ramadan dengan meningkatkan ketaqwaan dan mempererat tali silaturrahmi. Khutbah yang disampaikan pada Senin, 31 Maret 2025, itu mengajak jamaah merefleksikan esensi ibadah Ramadan sebagai momentum transformasi diri menuju insan bertakwa.

“Hari ini, hati orang beriman dipenuhi kebahagiaan setelah berjuang mengendalikan hawa nafsu dan menyempurnakan ibadah Ramadan. Namun, kegembiraan ini kerap dibayangi kecemasan: apakah amal kita diterima Allah? Apakah kita akan dipertemukan kembali dengan Ramadan berikutnya?” ujar Prof. Agussabti di hadapan jamaah Masjid Jamik.

Dia menekankan, Ramadan adalah bukti kasih sayang Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.

“Tiada balasan bagi hamba bertakwa selain surga Jannatunna’im. Itulah kemenangan hakiki,” tegasnya, mengutip Surat Al-Baqarah ayat 183.

Namun, dia mengkritik fenomena sebagian Muslim yang justru mengabaikan kemuliaan Ramadan. “Mereka tidak berpuasa, tidak shalat, bahkan terus melakukan maksiat seperti fitnah, penipuan, atau mengambil hak orang lain. Nauzubillah!” serunya.

Prof. Agussabti juga mengingatkan bahaya kesombongan, yang disebutnya sebagai “pakaian Allah” yang tak pantak disandang manusia. “Lihatlah Fir’aun dan Qarun, mereka hancur karena sombong. Setiap kesombongan hanya berujung kehancuran,” tegasnya.

Di penghujung khutbah, dia mengajak umat Muslim memperkuat silaturrahmi. “Sehebat apa pun ibadah kita, jika memutus tali persaudaraan, surga akan jauh dari harapan,” katanya, merujuk sabda Rasulullah SAW. Hadis tersebut menegaskan bahwa silaturrahmi adalah amal paling cepat diberi pahala, sementara memutusnya termasuk dosa yang disegerakan siksanya.

“Mari bermuhasabah: apakah Ramadan tahun ini telah mengubah kita menjadi pribadi bertakwa? Jika ya, kita termasuk orang beruntung. Jika tidak, celakalah kita,” pungkasnya, mengutip peringatan Nabi tentang orang yang tidak diampuni dosanya usai Ramadan.

Khutbah yang berlangsung khidmat itu dihadiri civitas akademika Unsyiah, tokoh masyarakat, serta warga sekitar. Usai salat Id, jamaah bersalaman dan saling memaafkan, mengimplementasikan pesan persaudaraan yang digaungkan Prof. Agussabti.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI