DIALEKSIS.COM | Aceh - Menyemarakkan bulan suci Ramadhan, NU Care - LAZISNU Aceh kembali menunjukkan komitmennya dalam menebar kebaikan melalui penyerahan santunan simbolis kepada 40 anak yatim Nahdiyin. Acara yang digelar di sebuah rumah makan ini tidak hanya menjadi wujud kepedulian sosial, tetapi juga bukti sinergi antara komunitas lokal dan jaringan internasional dalam membangun kebermanfaatan.
Ketua LAZISNU PWNU Aceh, Tgk H Akmal Abzal, melaporkan bahwa dana santunan sebesar Rp. 20.150.000 berhasil terkumpul dari Program Koin Berkah Ramadhan dari kontribusi keluarga Nahdiyin Aceh. Setiap anak yatim menerima bantuan sebesar Rp. 500.000 untuk pembelian baju Lebaran.
“Ini adalah program tahunan kami yang telah berjalan selama dua tahun. Tujuannya sederhana: memastikan anak-anak yatim tetap merasakan kebahagiaan di hari raya sebagaimana anak-anak pada umumnya,” ujar Akmal didampingi Bendahara LAZISNU Aceh, Tgk Rifki Ismail.
Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali (Abu Sibreh), turut menyampaikan apresiasi. “Santunan ini bukan sekadar bantuan materi, tetapi juga penguatan tali silaturahmi dan kepedulian sosial. Semoga menjadi amal jariyah bagi semua yang terlibat,” ungkapnya.
Harapannya dari Abu Sibreh, program ini dapat terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berbagi.
Tak hanya fokus pada santunan lokal, NU Care - LAZISNU Aceh juga menjadi jembatan kebaikan global.
Pada Ahad (23/3/2025), lembaga ini telah menyalurkan zakat bantuan dari NU Care - LAZISNU Korea Selatan senilai 5 juta rupiah kepada 23 keluarga di Banda Aceh dan Aceh Besar. Bantuan berupa beras kualitas super (15 kg per penerima) ini disambut antusias oleh masyarakat.
“Ini adalah bukti bahwa solidaritas Nahdiyin tak terbatas oleh geografis. Terima kasih kepada saudara-saudara di Korea Selatan yang telah mempercayai kami sebagai mitra penyalur,” jelas Tgk Akmal kepada Dialeksis (Sabtu, 29/03/2025).
Hal senada juga disampaikan Sekretaris PWNU Aceh, Tgk H Asnawi M Amin, menekankan pentingnya kolaborasi ini.
“Zakat internasional ini tidak hanya meringankan beban penerima, tetapi juga mempererat hubungan antara komunitas NU di dalam dan luar negeri. Ini adalah modal sosial yang sangat berharga,” katanya.
Acara santunan baje uroe raya untuk anak yatim ini turut diramaikan dengan buka puasa bersama yang dihadiri sejumlah tokoh PWNU Aceh, seperti Wakil Ketua Tgk Iskandar Zulkarnaen, Tgk Al Munzir, dan Bendahara Tgk H Amirullah Djakfar. Momentum ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga refleksi atas peran NU Care - LAZISNU Aceh yang konsisten menginisiasi program berkelanjutan.
Menanggapi aksi ini, Tgk Akmal menyatakan, “Program seperti ini memiliki dampak ganda: memenuhi kebutuhan dasar sekaligus membangun kesadaran kolektif untuk peduli. Langkah NU Care - LAZISNU Aceh patut diapresiasi, terutama dalam mengintegrasikan jaringan internasional untuk memperluas cakupan manfaat.”
Ia menambahkan, “Ini sejalan dengan semangat SDGs (Sustainable Development Goals) dalam mengurangi kesenjangan dan memperkuat kemitraan global. Semoga bisa menjadi model bagi organisasi lain.”
Di tengah gegap gempitanya bulan Ramadhan, diakhir komentarnya Tgk Akmal menyampaikan NU Care - LAZISNU Aceh membuktikan bahwa kebaikan tidak mengenal batas. Dari santunan baju Lebaran yang menyentuh hati hingga zakat beras yang menyambung rasa kemanusiaan, setiap langkah mereka adalah seruan agar kita tak pernah berhenti berbagi. Seperti kata pepatah Aceh, “Bek sabe galak meulakee tapi beuna cit tanyoe meu bri” (Jangan hanya meminta, tetapi juga memberi).
“Semoga Ramadan tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat kepekaan sosial dan merajut kebersamaan yang lebih kokoh,” tutup ulama muda ini.