Selasa, 16 Desember 2025
Beranda / Pertahanan dan Keamanan / Danrem Lilawangsa: Jangan Asal Fitnah, Ini Bencana, Ingat Kita Orang Aceh

Danrem Lilawangsa: Jangan Asal Fitnah, Ini Bencana, Ingat Kita Orang Aceh

Senin, 15 Desember 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Komandan Korem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran. Foto: doc untuk Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Komandan Korem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, membantah keras tudingan yang menyebut prajurit TNI merampas bantuan bencana di Aceh. Ia menegaskan, isu tersebut tidak benar dan berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah situasi bencana.

“Saya Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, membantah keras tuduhan terhadap anggota TNI yang disebut merampas bantuan. Itu tidak benar,” tegasnya kepada wartawan di Makorem 011/Lilawangsa, Lhokseumawe, Minggu (14/12/2025).

Ali Imran menjelaskan, TNI menjalankan tugas sesuai perintah Menko Polhukam dan BNPB, yakni mengamankan logistik bantuan yang masuk melalui pelabuhan untuk kemudian dibawa ke posko bencana terpadu di Korem 011/Lilawangsa yang telah ditetapkan BNPB.

“TNI hanya membantu mengangkat dan mengamankan bantuan dari pelabuhan ke posko terpadu. Selanjutnya, bantuan tersebut didistribusikan ke daerah terdampak melalui mekanisme BNPB,” ujarnya.

Perwira TNI yang merupakan putra asli Aceh itu menegaskan, seluruh proses distribusi bantuan dilakukan secara tercatat dan terdata. Setiap bantuan yang masuk dan keluar dicatat dengan jelas, serta diambil langsung oleh aparat desa melalui camat yang didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

“Semuanya tercatat. Tujuannya agar pembagian bantuan adil dan merata, sehingga tidak ada desa yang terlewat atau justru menerima bantuan berulang kali,” jelasnya.

Menurutnya, pendataan yang ketat penting dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan penyaluran bantuan antarwilayah terdampak. Ia mencontohkan, ada desa yang mengaku belum menerima bantuan, namun setelah dicek ternyata sudah beberapa kali mendapat bantuan, sementara desa lain belum sama sekali.

Ali Imran juga menegaskan, sejak bencana melanda Aceh, dirinya bersama prajurit TNI terus bekerja tanpa henti selama hampir tiga minggu untuk membantu masyarakat dalam masa tanggap darurat hingga pemulihan pascabencana.

“Saya orang Aceh. Tidak mungkin saya merampas bantuan untuk masyarakat saya sendiri. Tidak ada niat seperti itu,” tegasnya.

Ia menyebutkan, bantuan yang dikelola di Korem diperuntukkan bagi seluruh wilayah terdampak di 12 kabupaten/kota, termasuk daerah yang sulit dijangkau seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues yang masih mengandalkan distribusi melalui jalur udara dengan sistem air drop.

“Untuk wilayah pegunungan, bantuan disalurkan lewat jalur udara. Jika stok menipis, akan kita dorong kembali dari Malikussaleh,” terangnya.

Danrem juga menyinggung peristiwa pembegalan bantuan di tengah laut yang sempat viral beberapa hari lalu. Ia menegaskan, kejadian tersebut tidak boleh terulang karena merugikan masyarakat korban bencana.

“Bantuan ini bukan milik pribadi. Ini bantuan dari pemerintah pusat, kementerian, Bapanas, serta relawan dan donatur dari berbagai daerah,” katanya.

Ia menambahkan, sistem pendataan diperketat agar setiap bantuan dari relawan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap bantuan yang tiba didokumentasikan dan dilaporkan kembali kepada pengirim.

“Relawan selalu bertanya apakah bantuan mereka sudah sampai. Karena itu harus jelas, siapa yang mengambil dan ke mana disalurkan,” ujarnya.

Ali Imran juga menyayangkan tudingan miring terhadap TNI, padahal prajurit di lapangan bekerja keras memperbaiki jembatan, membuka akses jalan, mendirikan dapur umum, tenda pengungsian, hingga membantu pemulihan infrastruktur.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar.

“Kita sedang mengalami bencana. Apalagi kita orang Aceh, mayoritas Muslim. Memfitnah itu dosa. Mari kita jaga kedamaian dan fokus membantu korban bencana,” pesannya.

Selain penyaluran bantuan, Danrem menyebutkan TNI bersama PLN juga tengah membangun tower listrik darurat di sejumlah wilayah. Salah satunya telah selesai di Kecamatan Juli, dan saat ini pengerjaan berlanjut di wilayah Aceh Tamiang.

“Mohon bersabar. Jika tower darurat sudah selesai, listrik akan kembali disambungkan,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI