DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah menyiapkan serangkaian rekayasa lalu lintas besar-besaran pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan masyarakat, khususnya di sektor penyeberangan. Dua lintasan utama, Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, diprediksi menjadi pusat mobilitas terbesar.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan, menyampaikan peningkatan volume kendaraan mengharuskan pengaturan yang lebih ketat agar tidak terjadi antrean panjang di pelabuhan.
“Kami memperkirakan peningkatan signifikan pada pergerakan masyarakat. Karena itu sejumlah pelabuhan pendukung disiapkan untuk memecah kepadatan,” ujar Aan dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (8/12/2025).
Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan dan Penyeberangan selama Angkutan Nataru. Mulai 19 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026, layanan kendaraan di Pelabuhan Merak dibatasi hanya untuk pejalan kaki dan kendaraan golongan IVa hingga VIa. Sementara kendaraan golongan II, III, dan VIb dialihkan ke Ciwandan, dan kendaraan berat golongan VII hingga IX diarahkan ke BBJ Bojonegara.
Untuk arus sebaliknya, Pelabuhan Bakauheni melayani hingga golongan VIb, sedangkan kendaraan berat diarahkan menuju BBJ Muara Pilu. Pelabuhan Panjang juga disiagakan sebagai pelabuhan cadangan jika terjadi peningkatan antrean.
Di lintasan Ketapang-Gilimanuk, prioritas diberikan kepada sepeda motor, mobil penumpang, dan bus. Adapun truk besar dialihkan ke rute Tanjung Wangi-Gilimas atau Jangka-Lembar. Dermaga Bulusan disiapkan untuk mengantisipasi potensi lonjakan akibat cuaca ekstrem.
Rekayasa lalu lintas juga dipertebal dengan penerapan delaying system, pemeriksaan tiket, dan penataan buffer zone. Untuk Merak dan Ciwandan, titik pengendalian berada di rest area KM 43A dan KM 68A, serta lahan PT Munic Line. Di Bakauheni, pengaturan dilakukan mulai dari rest area KM 49B hingga lokasi non-tol seperti Terminal Agribisnis Gayam. Sementara di Ketapang dan Gilimanuk, pemeriksaan tiket dilakukan di Grand Watudodol, Terminal Kargo Gilimanuk, dan Dermaga Bulusan.
Aan menambahkan, keberangkatan kapal dapat ditunda bila BMKG mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem. “Keselamatan adalah prioritas. Informasi perubahan jadwal akan kami sampaikan melalui kanal resmi,” tegasnya.
Pemerintah berharap langkah terkoordinasi ini mampu mengurai potensi kepadatan dan memastikan mobilitas masyarakat selama Nataru berjalan aman dan tertib. [red]