kip lhok
Beranda / Liputan Khusus / Indepth / Cekcok Anak Asuh, Akmal Akui Anaknya Takut Dengan Kakeknya

Cekcok Anak Asuh, Akmal Akui Anaknya Takut Dengan Kakeknya

Kamis, 28 Februari 2019 10:39 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Agam Jaya

DIALEKSIS.COM| Banda Aceh - Beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan insiden pengepungan sebuah rumah di desa Lamteh kec. Ulee Kareng Banda Aceh, terkait dengan perselisihan hak asuh anak. Seorang perempuan bernama Nuri yang didampingi kerabat dan perangkat gampong, mengaku dihalang halangi oleh suaminya, Akmal, untuk bertemu dengan ketiga anaknya. Perselisihan itu membuat aparat kepolisian turun tangan dalam mengendalikan situasi. Sehubungan dengan kericuhan yang sudah menjadi konsumsi publik itu, Dialeksis pada Selasa (26/2/2019) melakukan konfirmasi kepada, Saidan Nafi yang merupakan ayah dari Nuri, ibu dari anak yang diperebutkan itu. Menurut Saidan kedatangan mereka ke kediaman adiknya Akmal untuk menjenguk cucunya sekaligus menemani Nuri.

Kedatangan mereka bersama aparat Gampong Lamrueng Kec. Ulee Kareng, seperti geuchik, teuku Imum dan kepala dusun, sehubungan dengan adanya laporan dari warga sekitar. Ketiga anak Nuri ini disembunyikan di rumah adiknya Akmal di Lamteh.

Menurut Saidan, kedatangan mereka bukan ingin mengambil anak Nuri (cucu Saidan). Namun kedatangan mereka ingin menjenguk." Jadi jak keunan kon peu, namun ka sibuleun setengoh aneuk jipupplung nyan ka hana jak le sikula. Jadi jak rencana keunan supaya merumpok mak jih, peugah yu jak intat sikula. Karena ka na teguran le sikula aneuk miet nyan ka terancam di jeuteubiet sikula- Bahasa Aceh," sebut Saidan.

Bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia maknanya kira kira seperti ini " Saya kesana bukan apa apa, namun sudah sebulan setengah anak anak itu sudah dilarikan, tidak lagi bersekolah. Jadi pergi kesana rencana mempertemukan anak tersebut dengan ibunya, untuk menyampaikan agar anak anak tersebut diantar ke sekolah. Sebab sudah ada teguran dari sekolah mereka terancam dikeluarkan sekolah), " Jelas Saidan via selular. 

Lebih lanjut, pria yang beberapa waktu lalu dilantik sebagai Pelaksana Tugas (plt) ketua Majelis Adat Aceh ini mengaku heran, mengapa Nuri selaku Ibu kandung dari ketiga anak tersebut tidak diizinkan untuk bertemu dengan anaknya sendiri oleh Akmal.

"Ketika anak tersebut ketika berada dalam pengasuhan ibunya, Akmal bebas untuk bertemu dengan anaknya. Namun kini cucu saya berada di bawah kendali Akmal dan tidak tahu dimana posisi mereka," sebut mantan asisten III Setda Aceh ini. 


Bukan Melarikan anak, Tetapi Menyelamatkan. 

 Akmal ayah dari ketiga anak itu membantah tudingan mertuanya (Saidan Nafi) bahwa dirinya melarikan anaknya sendiri. Menurut Akmal justru dia berupaya menyelamatkan darah dagingnya. Sebagai orang tua dia bertanggungjawab menyelamatkan anaknya, khusus dalam hal psikologis.

"Saya membawa anak anak saya, karena telah mendapat laporan terjadi hal hal yang tidak di inginkan kepada anak saya. Dari hasil pemeriksaan di salah satu lembaga psikologi di Banda Aceh, terbukti terjadi kekerasan fisik dan verbal terhadap anak saya. Atas dasar itu, saya tidak mengembalikan anak anak. Pihak psikolog sendiri berjanji akan bersaksi nantinya dipengadilan," ujar Akmal, dalam keteranganya kepada pihak Media. 

Ayah tiga anak ini mengakui, sejak dalam pengasuhannya, semua anaknya kondisinya lebih baik. Bahkan Akmal berusaha memulihkan mental anaknya yang tertekan. Anaknya yang nomor dua, sebelumnya ada tumor jinak dibawah lidah. Namun pihak istrinya justru menolak untuk diperiksa ke dokter. Namun kini anaknya telah sembuh paska dirinya membawa ke dokter untuk dioperasi.

Soal sekolah, Akmal membantah dia tidak menyekolahkan. " Tidak mungkin orang tua menginginkan anak udah bodoh tidak bersekolah. Anak anak tetap sekolah. Juga dibawa mengaji. Namun tidak lagi disekolah yang lama. Sebab psikologi anak terganggu di sekolah lamanya. Anak anak saya sudah minder di sekolah lama, ekses pengaduan istri saya yang memberitahukan perihal rumah tangga di sekolah," sebut Akmal.

" Akibatnya teman temannya di sekolah sudah pada tahu perselisihan yang terjadi dirumah tangga kami. Jadi anak anak saat ini tetap mendapat pendidikan, melalui home schooling dengan memanggil guru privat ke rumah. Semua ini demi menjaga mental anak agar tidak terbeban secara psikologis," jelasnya.

Persoalan adanya keributan di rumah adik Akmal, di Lamteh, ketika pihak keluarga istrinya ingin menjenguk anaknya, menurut Akmal, kalau ada yang menyebutkan dia menolaknya, itu disebabkan mereka tidak tahu persoalan yang sebenarnya. Bukan tidak mempertemukan anaknya dengan ibu kandungnya sendiri.

Akmal tidak mengizinkan pihak keluarga istriya menjumpai anaknya ketika itu, dikarenakan anak anaknya takut dengan amarah yang dipertontonkan mertuanya Saidan Nafi dan istrinya Nuri. " Mereka bersikap kasar. Mereka berkeras agar anak anak bisa dibawa. Boleh saya bilang. bagaimanapun saya tidak mungkin memisahkan ikatan anak dengan ibunya. Namun jangan bersikap kasar dan belum saatnya anak anak saya pertemukan," sebut Akmal.

" Saya juga sudah jelaskan permasalahan ini kepada kepolisian dan perangkat desa ketika itu. Saat ini kasus saya dengan istri sedang dalam proses mediasi tingkat pertama di Mahkamah Syariah di Aceh Besar. Jadi selama proses tersebut, saya katakan anak anak sementara saya rawat. Sebab anak anak tidak mau pulang, karena sudah takut dengan kakeknya, dengan ibunya," jelas Akmal.

Ayah tiga anak yang kini menjadi buah bibir, karena perselisihanya dengan sang istri, berharap agar semua pihak mengormati proses hukum yang sedang berjalan. Kakek dari cucunya yang merupakan ayah dari istrinya, jangan mempertontonkan kekerasan dihadapan cucunya. 

Akmal menilai, bahwa istrinya sebenarnya adalah korban dari orangtuanya yang belum bijak, tertalu menonjolkan kekuasaan. Seolah olah diatas langit masih ada langit. Kasihan anaknya menjadi korban, sebut Akmal. (PD)




Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda