Jum`at, 01 Agustus 2025
Beranda / Liputan Khusus / Indepth / Isu Ijazah Palsu Jokowi dan Partai Biru

Isu Ijazah Palsu Jokowi dan Partai Biru

Rabu, 30 Juli 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Bagaikan bola salju isu ijazah Jokowi. Kali ini menyeret partai biru. Kolase Serambinews.com/Kompas.com/Tribunnews.com



DIALEKSIS.COM| Indept- Bagaikan bola salju yang mengelinding kemana-mana. Menguras energi, pemikiran, pinansial dan waktu. Habis energy anak bangsa karena dugaaan ijazah palsu Jokowi, Presiden RI ke-7.

Serumit inikah untuk membuktikan selmbar ijazah palsu atau tidak palsu, sehingga ada pihak yang harus dikorbankan. Haruskah negeri ini gaduh? Pertikaian yang tidak berujung, padahal kalau diselesaikan secara bijak, tidak lagi menguras energy anak bangsa.

Persidangan di pengadilan dalam kasus perdata dugaan ijazah palsu telah menguras energy, belum lagi kasus pidana yang kini ditangani pihak penyidik. Pertiwi benar benar dibuat gaduh.

Kali ini soal dugaan ijazah palsu Jokowi telah merembet ke partai bintang mercy dengan warna khas biru. Partai yang pernah mengantarkan anak bangsa menjadi presiden dua priode, tidak terima kalau partainya dikaitkan dengan isu ijazah palsu Jokowi.

Pihak Demokrat tidak terima kalau parati birunya dikaitkan dengan dugaan ijazah palsu Jokowi. Tudingan itu telah membuat partai bintang mercy ini bereaksi.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat membantah tudingan yang menyebut mereka berada di balik isu ijazah palsu Presiden ketujuh RI, Joko Widodo.

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Putra Mahendra menyebut tudingan itu sebagai fitnah. Herzaky berkata tudingan 'partai biru' sebagai pihak di balik isu ijazah Jokowi sebagai upaya insinuatif untuk mengadu domba.

"Tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Istilah 'partai biru' yang diarahkan kepada Partai Demokrat merupakan upaya insinuatif yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik kami," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa (29/7).

Dia menuturkan, Roy Suryo sebagai pihak yang selama ini banyak mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi bukan lagi bagian dari Partai Demokrat. Sejak 2019, lanjutnya, yang bersangkutan telah mengundurkan diri karena sudah tak sejalan dengan partai.

Menurut Herzaky, hubungan antara keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Joko Widodo saat ini juga baik dan keduanya saling menghormati. Bahkan, kata dia, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Kaesang Pangarep selalu Ketum Umum PSI juga menghadiri Kongres V Partai Demokrat.

"Wakil Presiden Gibran bahkan menjenguk langsung Bapak SBY di RSPAD saat beliau kemarin dirawat. Hubungan ini mencerminkan keharmonisan yang kuat antarkeluarga, dan tidak pantas dijadikan sasaran provokasi," katanya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dengan tegas juga membantah tuduhan bahwa Partai Demokrat, sebagai “Partai Biru,” berada di balik isu ijazah palsu Presiden Jokowi. EBY atau Ibas menyebutnya sebagai fitnah keji, sesat, dan upaya adu domba politik yang tidak berdasar.

“Kami dari Partai Demokrat menanggapi dengan tegas tuduhan bahwa ‘partai biru’ adalah dalang di balik isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Tuduhan ini adalah fitnah keji, tidak berdasar, dan merupakan bentuk pembunuhan karakter terhadap institusi politik yang sah. Kami menolak keras segala bentuk politisasi kebohongan demi kepentingan sempit,” ungkapnya.

“Partai Demokrat tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan isu tersebut. Saudara Roy Suryo bukan lagi bagian dari Partai Demokrat sejak tahun 2019. Pernyataannya adalah sikap pribadi dan tidak mencerminkan pandangan atau kebijakan partai,” lanjutnya, seperti dilansir dari laman resmi Partai Demokrat.

Wakil rakyat dari Dapil Jatim VII ini menilai bahwa upaya mengaitkan Partai Demokrat dengan isu ijazah palsu merupakan bagian dari manuver politik yang tidak sehat.

“Upaya untuk mengaitkan Demokrat dengan isu ini adalah manuver politik kotor yang berpotensi memecah belah bangsa, menyesatkan publik, dan mencederai nilai-nilai demokrasi,” tegasnya.

Edhie Baskoro, yang juga Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, pun meminta kepada seluruh pihak untuk berhenti menyebarkan tuduhan tanpa bukti.

“Kami meminta kepada semua pihak untuk berhenti menyebarkan tuduhan tanpa bukti. Jika ada permasalahan hukum terkait dokumen atau identitas pribadi siapa pun, serahkan dan percayakan sepenuhnya kepada institusi penegak hukum, bukan pada opini liar dan framing media sosial,” sebutnya.

“Kami mendukung demokrasi yang sehat, beradab, dan berlandaskan kebenaran serta keadilan. Kami juga mendorong Presiden Jokowi dan pihak-pihak terkait untuk membuka ruang klarifikasi secara baik agar tidak ada ruang bagi adu domba, fitnah, dan penggiringan opini sesat.”

EBY, menegaskan bahwa partainya tengah mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang secara sengaja mencemarkan nama baik partai.

“Demokrat akan mempertimbangkan langkah hukum terhadap siapa pun yang dengan sengaja mencemarkan nama baik partai kami melalui narasi-narasi palsu dan manipulatif,” jelasnya.

Munculnya Partai Biru

Munculnya isu partai biru dibalik dugaan ijazah palsu Jokowi, dikait kaitkan dengan pernyataan Jokowi seputar isu ijazah palsu dan pemakzuklan Gibran, Wakil Presiden RI.

Isu partai biru ini bermula dari pernyataan Jokowi menyatakan adanya orang besar di balik sejumlah isu yaitu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Jokowi menyebut, ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.

"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ijazah palsu, isu-isu pemakzulan (Wapres Gibran) ini," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Senin, 14 Juli 2025.

Menurut dia, serangkaian isu yang menyerangnya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik. "Artinya memang ada orang besar, ada yang back up, ya itu saja," ujar Jokowi.

Kemudian pernyataan Jokowi itu bagaikan api memakan daun kering. Isu politik merambat ke mana-mana, sampai partai biru disebut sebut bagian dari isu ijazah palsu Jokowi.

Tudingan mengarah pada partai biru setelah Sekretaris Jenderal Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Bersatu Ade Darmawan yang di sebuah agenda TV nasional yang membahas soal ijazah Jokowi.

Ade sendiri merupakan pihak yang melaporkan Roy Suryo dan kawan-kawan ke polisi atas dugaan penghasutan isu ijazah palsu Jokowi. Ade mengatakan bahwa dalang di balik isu itu berkaitan dengan warna baju biru yang ia kenakan.

Dalam kesempatan berbeda, pentolan relawan Jokowi sekaligus Ketua Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina, menyebut bahwa warna biru itu mengarah kepada partai politik yang memiliki dominan warna biru dalam identitas partainya.

Sementara itu, Partai Demokrat melalui unggahan di Instagram resmi @pdemokrat juga telah mengeluarkan pernyataan tertulis dengan menekankan bahwa partai tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan tudingan ijazah palsu Jokowi.

Menurut Hinca Panjaitan, anggota DPR RI dari Demokrat, narasi yang berkembang dimungkinkan muncul karena eks kader Demokrat, Roy Suryo, aktif melancarkan tuduhan ijazah palsu ke kubu Jokowi.

Hinca menilai sikap mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu yang menyebabkan Partai Demokrat disangkut-pautkan dengan polemik ijazah Jokowi.

Hinca menuturkan Roy Suryo menjadi kader Demokrat pada periode 2005 hingga 2020. Namun, Roy Suryo mengundurkan diri pada 2019 silam. Sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat pada periode 2015-2020, Hinca memastikan hubungan antara Roy Suryo dan partainya telah berakhir.

Panasnya Susana perpolitikan akibat isu ini telah membuat Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep meyakini bahwa ayahnya, mantan Presiden Joko Widodo tidak menganggap bahwa Partai Demokrat adalah dalang di balik tudingan ijazah palsu Jokowi.

"Sebenarnya kan kalau yang saya lihat, ketika Bapak berbicara, kan tidak ada yang menuduh partai biru. Saya juga melihat kemarin dari Partai Demokrat bersuara juga," ujar Kaesang di kantor dewan pimpinan pusat PSI, Jakarta Pusat, pada Senin, 28 Juli 2025.

Adik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu menuturkan bahwa keluarganya berhubungan baik dengan pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Buktinya, kata Kaesang, Gibran menjenguk SBY saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin, 21 Juli 2025.

"Dan saya pun juga berencana ingin bertemu dengan Pak Ketua Umum Demokrat, Mas Agus Harimurti Yudhoyono. Semuanya untuk bangsa ini, tidak ada yang saling menjatuhkan juga," tuturnya.

Gaduh memang pertiwi ini karena isu ijazah palsu Jokowi. Menguras energy anak bangsa. Perkaranya masih bergulir di pengadilan dalam kasus perdata, belum lagi laporan pidana yang ditangani pihak penyidik.

Perkara ini belum selesai “perang” politik juga terjadi, partai bintang merci dengan warna khas biru terbawa-bawa. Sampai kapan kasus dugaan ijazah palsu Jokowi ini menguras energy anak bangsa?


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI