kip lhok
Beranda / Kolom / Kembalinya Sang Kapten

Kembalinya Sang Kapten

Selasa, 27 Agustus 2024 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Aryos Nivada

Kolase Irwandi Yusuf (BW) dan Muzakir Manaf (Mualem). [Foto: dok. dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Kolom - Sebagai penerbang, Irwandi Yusuf dikenal suka melakukan manuver di udara. Sebelum pesawatnya dulu “jatuh” dikabarkan sempat melakukan manuver dj langit Aceh Jaya sebelum mendarat. 

Di “langit” politik, sosok yang akrab disapa BW itu juga suka melakukan manuver politik. Orang-orang terkejut mendengar bantahan BW yang menyatakan PNA belum mendukung Mualem. 

Tapi, kini Irwandi selaku Ketua Umum menyatakan dukungan PNA kepada Mualem. Dukungan PNA yang didukung BW itu layak disebut kembalinya Sang Kapten ke rumah besar Partai Aceh. 

BW dan Mualem bukan orang biasa. Meski keduanya sempat menjadi lawan dalam Pilkada 2017, yang membuat Mualem kalah, tapi keduanya merupakan kawan seperjuangan. 

Pada Pilkada 2006, posisi Mualem yang mengambil jarak dengan pasangan H2O ikut menentukan jalan kemenangan bagi Irwandi - Nazar. 

Meski secara politik BW dan Mualem kerap berbeda bahkan bersitegang, itu semata karena posisi politik yang berbeda. BW memimpin eksekutif dan Mualem memimpin Partai Aceh yang anak buahnya memimpin legislatif. 

Perbedaan keduanya menjadi rumah belajar bersama politik paska keduanya harus melepas baju gerakan kemerdekaan. 

Dan, kini keduanya semakin dewasa dalam berpolitik. Jika sebelumnya, mereka kerap emosi bila ada bisikan dari orang lingkar, sekarang keduanya sudah lebih sabar. 

Apalagi bagi BW, yang ditempa berbagai cobaan yang tidak mudah. Begitu menyelesaikan ujian, BW terlihat bijak dan tidak lagi temperamen. 

Buktinya, ketika berbagai kritikan menghajar Mualem karena ucapannya tentang dokter hewan, disikapi dengan dukungan BW kepada Mualem. 

Bagi BW yang lebih paham dunia politik dan mengenal berbagai orang politik dan birokrasi, tahu benar siapa yang harus dia dukung. 

Dan, mendukung Mualem sama artinya mendukung orang yang mengasuh rumah besar partai politik di Aceh. Mendukung sosok yang bersamanya mewujudkan perdamaian Aceh. 

Dan, Sang Kapten sudah mendarat di rumah besar politik perjuangan, yaitu parlok Partai Aceh. Menjaga eksistensi parlok tentu lebih utama daripada sekedar bermain-main dalam politik. [**]

Penulis: Aryos Nivada (Dosen FISIP USK dan Pendiri Jaringan Survei Inisiatif)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda