Beranda / Berita / Nasional / 3 Korban Kekerasan Seksual SMA SPI Ketakutan

3 Korban Kekerasan Seksual SMA SPI Ketakutan

Jum`at, 11 Juni 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : Dok. cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Surabaya - Sejumlah korban dugaan kekerasan seksual oleh pemilik SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI), Batu, Jawa Timur, dikabarkan mengalami ketakutan. Mereka cemas dan khawatir menghadapi proses hukumnya sekarang. Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait menyatakan akan segera meminta bantuan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Korban meminta kepada saya untuk menghubungi LPSK, karena korban 14 orang, itu secara khusus yang 3 orang sebagai leading pelapor itu dalam keadaan ketakutan," kata Arist, Jumat (11/6).

Menurutnya, ketakutan itu dialami korban lantaran JE, pemilik sekolah SPI adalah orang dengan kekuatan dan kekuasaan.

"Karena ini dia tahu si terlapor adalah orang kuat," ucap dia.

Sementara itu dari Komnas PA sendiri, Arist menyampaikan akan terus mendampingi para terduga korban selama proses hukum, baik secara psikologis maupun keselamatan fisiknya.

"Jadi untuk ketakutan psikologis dan butuh tempat untuk shelter dilakukan Komnas PA. Di samping mendampingi secara proses hukum," ucap dia.

Polda Jawa Timur juga turut mendalami dugaan kasus kekerasan seksual tersebut.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, di antaranya kepala sekolah dan guru.

"Tim yang dibentuk Ditreskrimum Polda Jatim memeriksa dua orang dari SPI, iya [kepala sekolah dan guru]," kata Gatot.

Selain kepala sekolah dan guru, Gatot mengatakan bahwa penyelidik juga telah memeriksa 14 orang saksi pelapor dalam kasus ini.

"14 saksi pelapor sudah diperiksa," ucapnya.

Dia menambahkan, selain memeriksa ssejumlah saksi, polisi juga telah memberikan pendampingan penanganan psikolog dan psikiater dari kepolisian.

"Kami memberikan pendampingan psikolog dan psikiater. Kemudian yang sudah dilakukan visum, ada empat orang," terang Gatot.

Polisi kata dia, juga telah membuka saluran hotline aduan bagi terduga korban pemilik SPI lainnya. Dan sementara ini ia menyebut total ada 20 pengadu yang masuk.

Terpisah, Kepala SMA SPI Kota Batu, Risna Amalia Ulfa, membantah dugaan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap para siswanya.

"Yang diberitakan itu sama sekali tidak benar," kata Risna saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

(frd/psp)

Sumber : cnnindonesia.com

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI