3,5 Tahun Prestasi Presiden Joko Widodo
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang telah berjalan selama 3 tahun lebih lamanya, pemerintahan bergerak lebih maju lagi dan fokus pada kebijakan pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
Program Nawacita yang menjadi andalan pemerintah telah meletakan fondasi, percepatan dan pemerataan pada 3,5 tahun kerja Jokowi-JK yang dimulai pada tahun 2014, pada aspek pemerataan terdapat empat faktor utama yaitu pembangunan ekonomi dan peningkatan produktivitas, pengentasan kemiskinan dan kebijakan afirmatif, lalu stabilitas politik, keamanan, keadilan hukum dan pemajuan kebudayaan, serta tak kalah penting nya menekan ketimpangan antar wilayah.
Ekonomi dan Produktivitas
Pembangunan ekonomi didorong oleh investasi yang semakin besar, penciptaan pusat-pusat ekonomi baru, pengembangan ekonomi maritim, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Pengentasan Kemiskinan
Untuk mengatasi ketimpangan sosial dilakukan pemenuhan kebutuhan dasar, pemberdayaan, dan keberpihakan pada kelompok rentan, termasuk perhatian khusus terhadap masyarakat Papua.
Secara universal jika dilihat dari prorgram pengentasan kemiskinan, ada dana desa yang disalurkan dari tahun 2015 hingga tahun 2018 cukup besar: Rp187 triliun. Tahun ini, sebesar 30 persen dari Rp60 triliun dana desa digunakan untuk membayar upah pekerja proyek dana desa.
Apa dampak program dana desa ini? tiga tahun terakhir, program ini berhasil menurunkan kemiskinan di desa sebesar 4,5 persen.
Pembangunan Kewilayahan
Untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah dilakukan pembangunan infrastruktur konektivitas dengan memperhatikan lingkungan dan pengembangan wilayah baru di luar Pulau Jawa.
Polhukam dan Kebudayaan
Untuk memastikan program-program pemerataan dapat dijalankan secara efektif, diperlukan stabilitas politik dan keamanan, keadilan hukum, dan pemajuan kebudayaan.
Presiden Joko Widodo Siapkan Generasi Emas
Kepala Staf Kepresidenan Jendral (Purn) Moeldoko kemudian mengutip pernyataan presiden pertama Soekarno: memaknai nasionalisme yang kontekstual, salah satunya adalah mengurangi kemiskinan dalam masyarakat.
"Dengan melihat kondisi nasionalisme zaman now, Presiden Jokowi sudah menyiapkan generasi emas: SDM unggul, kompetitif, yang dilahirkan dari berbagai perbaikan, menuju Indonesia Emas 2045," papar Moeldoko.
Kepala Staf Kepresidenan juga memaparkan peningkatan akses layanan dasar yang berpengaruh pada perbaikan ketimpangan di Indonesia.
"Berbagai langkah konkret dilakukan pemerintah agar dapat terus menekan ketimpangan. Rasio Gini Indonesia pun terus menunjukkan perbaikan dalam mempersempit kesenjangan," ujarnya. (Rimanews)