Aceh Stand Terbaik di GWBN 2019
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM| Jakarta – Keseriusan Aceh untuk menyuguhkan yang terbaik dalam Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara (GWBN) 2019, membuahkan hasil. Provinsi paling ujung barat pulau Sumatera ini mampu menjadi pemenang untuk katagori stand terbaik.
"Sudah sepatutnya masyarakat dan Pemerintah Aceh, khususnya pelaku industri pariwisata merasa bangga dengan penghargaan sebagai stand terbaik kedua pada event GWBN 2019," kata Kepala Disbudpar Aceh Jamaluddin dalam relisnya yang dikirimkan ke media, Selasa (2/7/2019).
Perjuangan yang melelahkan dalam mengisi dan mendesain stand Aceh, tidak sia sia. Walau meraih prediket kedua, namun keberhasilan itu merupakan sebuah prestasi yang memacu semangat Aceh dalam mengembangkan pariwisata.
Gebyar wisata ini digelar bersamaan dengan Halal Travel and Expo Forum 2019 yang berlangsung di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) dari 27-30 Juni.
Menurut Jamal, penghargaan itu merupakan sebuah pengakuan jika stand Aceh dengan branding The Light of Aceh (Cahaya Aceh) mampu menyuguhkan yang terbaik. Mampu mempesona, dicintai, dikenal, dan melekat pada masyarakat luas.
Aceh meraih juara kedua, setelah Banten yang meraih juara pertama, sementara peringkat ketiga diraih Jawa Tengah. Aceh telah mendapatkan sejumlah penghargaan yang diterima pemerintah.
"Penghargaan demi penghargaan yang diperoleh oleh Pemerintah Aceh dalam berbagai capaian di sektor industri pariwisata Aceh, sudah seharusnya menjadi penyemangat dan percaya diri bagi masyarakat dan pelaku industri pariwisata Aceh," sebut Jamal.
"Tujuannya untuk terus memajukan Aceh sebagai destinasi wisata halal yang aman, nyaman, dan menawan bagi setiap wisatawan. Sekaligus bersiap menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif dan berat dalam industri jasa kepariwisataan," kata Jamal.
Apa kriteria terpilihnya standa Aceh mampu meriah juara dua dalam GWBN 2019. Menurut Rahmadhani, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, ada beberapa kriteria menjadi indikator utama terpilihnya Aceh sebagai stand terbaik. Diantaranya dekorasi, bahan promosi, pengunjung, informasi, kebersihan, pelibatan stakeholder, atraksi, dan penjaga stand.
"Kami mengakuinya tantangan untuk mendapat terbaik itu harus dengan tabah kami lalui. Namun tantangan itu telah memacu semangat kami untuk memberikan yang terbaik," sebut Rahmadhani."Kebersihan stand adalah sebuah keniscayaan. Tim promosi Aceh harus benar benar menjaga kebersihan stand. Bukan hanya untuk kenyamanan pengunjung, namun memang mencerminkan karakter. Apalagi beragam pihak turut terlibat, seperti stakeholder pelakunya. Pesona lainya, penampilan tim tari Aceh (Tari Ratoeh Jaroe dan Meulaot) yang tampil meriah saat pembukaan," sebut Rahmadhani.
Menurutnya, dekorasi stand Aceh memang spesifik. Sengaja di-desain unik dan atraktif sesuai dengan karakter daerah dan masyarakat Aceh yang Islami. Selain itu, jumlah bahan promosi wisata yang cukup beragam. Semuanya itu merupakan informasi bagi pengunjung dan juga menjadi penilaian tim juri.
Rahmadhani menambahkan, ada yang mereka kemas dalam event ini, yakni penyediaan ragam paket wisata yang bersifat tematis. Paket ini membuat stand Aceh ramai dikunjungi. Bukan hanya pengunjung namun pelaku industri pariwisata turut meramaikanya.
Pelaku wisata dan para pengungjung berkeinginan melakukan kerjasama penjualan paket wisata bersama. Ini menjadi kebanggaan dan menambah semangat pelaku industri wisata Aceh, jelasnya. (baga/Rel)