Aceh, Sulut dan Bali akan Ada Sekolah Anti Korupsi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM| Banda Aceh – Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Bali, menjadi pilihan Indonesia Corruption Watch (ICW). Di provinsi ini akan didirikan sekolah anti korupsi (Sakti) pemuda.
"Tiga daerah ini menjadi assement ICW untuk mendirikan sekolah pemuda Sakti," sebut Maharadi, coordinator jaringan anti korupsi Gayo (Jang-ko), kepada Dialeksis.com, Jumat (21/6/2019) di Takengon.
Tim yang akan melakukan penilaian terhadap tiga provinsi di Indonesia ini, jelas Maharadi, menetapkan tiga kota di Indonesia menjadi pilihanya. Takengon (Aceh), Manado (Sulut) dan Bali. Diantara tiga daerah ini, belum ditentukan kota mana yang sepatutnya didirikan sekolah anti korupsi ini.
Terpilihnya Takengon Aceh, sebut Maharadi, karena pihak ICW memberikan penilaian tentang aktifitas LSM di daerah, potensi korupsi daerah, serta partisifasi pemuda. Apalagi Aceh Tengah pernah memiliki alumni pertama sekolah anti korupsi ICW pada tahun 2013.
"Aceh Tengah dianggap daerah rawan korupsi, selain itu LSM Jang-ko merupakan salah satu mitra ICW. Tentunya ICW akan menurunkan tim penilaian , mencari informasi terkait lembaga, pengalaman dalam kegiatan anti korupsi, dan peranan pemudanya," sebut Maharadi.
Nisa, Devisi Pengalangan Dukungan Publik ICW, secara terpisah menjelaskan, persoalan korupsi kini tidak lagi hanya melibatkan mereka yang berusia tua.
"Fakta menunjukkan, bahwa korupsi telah menjangkit mereka yang berusia muda.Pergeseran pelaku korupsi tersebut terlihat dari kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam catatan KPK selama 2003 – 2016 tak kurang dari 71 orang pelaku korupsi masih berusia muda dengan rentang usia 31-40 tahun," jelasnya.
Kondisi ini menjadi anomaly, saat harapan diberikan kepada generasi muda untuk mendukung pemberantasan korupsi. Pemuda diharapkan sebagai generasi baru antikorupsi, khususnya generasi milenial.
Untuk itu, keterlibatan pemuda merupakan hal terpenting, agar mampu melawan korupsi yang terus berjalan . Genarasi masa depan harus bisa terselamatkan dari korupsi, jelas Nisa.
Fenomena yang terjadi saat ini, ICW berharap akan melahirkan kader anti korupsi. Untuk itu ICW perlu mendrikan sekolah anti korupsi (sakti). Lokasi yang dipilih Aceh, Bali dan Sulut. Penetapan kota mana yang layak, akan diumumkan setelah tim melakukan penilaian.
"Sekolah anti korupsi ini dalam tahun 2019 ini akan berdiri, tentunya kami berharap sekolah tersebut akan didirikan di Takengon. Namun tim akan memberikan penilaian yang obyektif, karena ini menyangkut masa depan bangsa ini," jelas Maharadi.( baga)