Basmi Corona, Pemerintah Pusat Datangkan Reagen PCR dan APD dari Korea Selatan
Font: Ukuran: - +
ilustrasi
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Indonesia mendatangkan reagen atau pereaksi kimia Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Korea Selatan, demi memerangi virus corona (Covid-19).
Selain itu, pemerintah juga mendatangkan 1 juta bahan baku alat pelindung diri (APD) dari Negeri Ginseng. APD tersebut didistribusikan untuk dokter dan tenaga medis.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, Indonesia berjuang keras untuk mendapatkan reagen dari Korsel.
Pasalnya, alat ekstraksi untuk mendeteksi virus corona itu sedang diperebutkan oleh berbagai negara. Oleh sebab itu, ia mengatakan upaya mendapatkan reagen ini terbilang sulit.
"Saat ini salah satu kendala yang sedang kita hadapi adalah rebutan reagen PCR test dari beberapa negara," kata Doni melalui telekonferensi, Senin (20/4/2020).
Berkat bantuan dari Kementerian BUMN, Kedutaan Besar RI di Korea Selatan dan maskapai Garuda Indonesia, akhirnya reagen dari negeri ginseng itu bisa didatangkan ke Tanah Air.
"Sehingga kurang dari 24 jam reagen PCR yang berasal dari Korea Selatan itu bisa di Tanah Air karena semua kesulitan itu bisa diatasi berkat kerja keras dari unsur lapangan," jelas Doni.
"Termasuk juga upaya-upaya yang dilakukan oleh Kedutaan Besar kita di Korea Selatan. Dan Bapak Dubes langsung mengutus satu orang tenaga stafnya untuk mengawal reagen tersebut tiba di Jakarta," tambahnya.
Kini, alat pendeteksi virus corona itu telah didistribusikan ke seluruh laboratorium di sekitar Jakarta dan beberapa provinsi lainnya. Pengadaan reagen ini sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang menginginkan kecepatan mengambil sampel Covid-19.
Doni juga menyampaikan pemerintah telah mendatangkan satu juta bahan baku APD dari Korea Selatan. Namun, nantinya Indonesia berkewajiban mengembalikan bahan baku ini dalam bentuk APD siap pakai atau produk jadi kepada negeri ginseng itu.
"Sejauh ini Gugus Tugas bersama Kementerian Kesehatan telah membeli sekitar satu juta APD yang bahan bakunya 100% itu berasal dari Korea Selatan. Kemudian kompensasinya kita wajib memberikan dukungan untuk mengembalikan bahan baku ini dalam bentuk produk jadi kepada Korea Selatan," terangnya.
"Oleh karenanya mohon dimaklumi bahwa tidak ada satupun negara yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dibutuhkan kompromi, dibutuhkan kerja sama dan dibutuhkan sebuah kesepakatan," sambung Doni.
Mantan Danjen Kopassus itu berujar pemerintah tak ingin mengambil risiko besar kekuarangan APD di dalam negeri. Tetapi, pihaknya juga harus melakukan timbal balik pada negara yang sudah mendatangkan bahan baku APD tersebut.
"Pemerintah tentu tidak ingin mengambil risiko yang besar ketika kita kekurangan APD. Tetapi juga kita tidak bisa membiarkan negara lain yang telah mengirimkan APD ke Tanah Air tidak kita kembalikan. Oleh karenanya sekali lagi kerja sama, kesepakatan ini penting sekali," kata Doni.
Pemerintah, kata Doni, berupaya mengoptimalkan mendapatkan APD dengan kualitas terbaik untuk para dokter dan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan melawan corona.
"Kami juga sudah memebrikan imbauan kepada Ikatan Dokter Indonesia, agar seluruh dokter baik itu yang berada di tempat pelayanan terhadap pasien Covid maupun yan non-Covid wajib menggunakan APD," tutupnya.