kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Bawaslu : Pahlawan Demokrasi Gugur karena Banyak Tekanan

Bawaslu : Pahlawan Demokrasi Gugur karena Banyak Tekanan

Rabu, 01 Mei 2019 15:01 WIB

Font: Ukuran: - +

Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja saat di acara Ngopi Bareng Ombudsman, Selasa 30 April 2019/Foto : Abdul Hamid


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja menilai, salah satu faktor penyebab gugurnya para penyelenggara Pemilu karena banyak tekanan yang muncul. Menurutnya, banyak masalah yang luput dari persiapan para penyelenggara. Kemudian, faktor kelelahan akibat bekerja lebih dari 24 jam menjadi masalah utamanya.

Bagja menyebut seperti adanya masalah keterlambatan logistik jelang pemungutan suara menjadi pemicu tekanan tersebut muncul. Setidaknya, Bawaslu mencatat sekitar 17 ribu TPS pada Selasa, 16 April pukul 21.00 WIB belum menerima logistik.

"Masalah logistik ini membuat teman-teman KPPS berada dalam tekanan. Mereka berpikir pukul 07.00 (Hari Rabu) waktu setempat nanti sudah harus membuka TPS. Sedangkan surat suara belum datang," ungkapnya dalam forum Ngopi Bareng Ombudsman "Penghormatan Bagi Pahlawan Pelayanan Publik dalam Pemilu 2019" di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Selain itu, adanya desakan memilih dari para warga yang tidak punya hak pilih turut menambah tingkat stres para penyelenggara.

"Itu tambah tekanan lagi. Padahal harusnya (Pemilu) ini dinikmati. Ada hampir 50 persen KPPS awalnya menikmati, ketawa masih sempat, tapi ketika ada tekanan-tekanan itu menjadi tegang. Ini yang harus kita evaluasi bersama," papar Lelaki jebolan UI itu.

Lebih jauh lagi, Bagja berpandangan, dalam sistem hukum, kepercayaan terhadap negara itu harga yang tidak bisa ditawar. Namun, dalam konteks Pemilu, bila rasa kepercayaan hilang beban berat bertumpuk kepada para penyelenggara Pemilu.

"Ketika anda tidak percaya kepada KPPS sebagai aparatur negara maka beban terhadap penyelenggara negara akan semakin besar dan ini salah satu dari hasil hasil ketidakpercayaan kepada negara," imbuhnya.

Untuk diketahui, jumlah data Pengawas Pemilu yang wafat hingga 28 April 2019 mencapai 72 orang tersebar di 23 provinsi. Sedangkan pengawas yang sakit dirawat inap mencapai 305 orang, serta yang tengah rawat jalan sebanyak 889 orang.

Sementara data dari KPU RI 30 April 2019, jumlah Petugas KPPS yang wafat mencapai 318 orang serta petugas yang sakit 2.232 orang. (Humas Bawaslu)

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda