Beberapa Temuan Dokter Forensik Terkait Satu Keluarga Meninggal di Kalideres
Font: Ukuran: - +
Petugas Polsek Kalideres melakukan olah TKP di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, sampai saat ini masih menjadi teka-teki. Berdasarkan keterangan polisi, satu keluarga tersebut ditemukan dalam kondisi 'mengering' diduga tak mendapatkan asupan makanan dalam waktu yang lama.
Dugaan tersebut diperkuat dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah para korban di Perum Citra Garden I Extension. Polisi tidak menemukan sedikit pun sisa makanan di dalam rumah.
"Biasanya mungkin yang belum dimasak ya kayak mungkin stok beras, minyak, atau air itu tidak ditemukan," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Barat Kompol Taufik dilansir dari Detiknews, Jumat (11/11/2022).
Berikut fakta-fakta temuan dokter forensik pada hasil autopsi satu keluarga tersebut.
Tak Ada Kekerasan Fisik
Keempat jasad satu keluarga tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diautopsi. Usai diperiksa, tim dokter forensik tidak menemukan bekas luka penganiayaan pada empat jasad tersebut.
Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar mengatakan keempat jasad itu juga sudah membusuk dan diduga telah tewas lebih dari satu pekan.
"Tidak ditemukan tanda kekerasan. Untuk jenazah membusuk ini karena sudah lebih dari satu minggu," kata Syafri.
Sudah Lama Tak Dapat Asupan Makanan
Fakta lainnya dalam kasus ini, keempat jasad yang ditemukan sudah tak lama mendapat asupan makanan dan minuman. Hal ini juga diketahui berdasarkan pemeriksaan oleh dokter forensik RS Polri Kramat Jati.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce.
Meninggal dalam Waktu Berbeda
Kepolisian juga mengatakan bahwa satu keluarga ini tewas dalam waktu yang berbeda. Menurut Pasma, hal itu diketahui dari perbedaan waktu pembusukan empat jasad.
"Jadi, itu dari bapaknya, ibunya, iparnya, semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," jelasnya.
Selain itu, keempatnya tergeletak pada posisi yang berbeda-beda. Bapak ditemukan di ruang kamar bagian belakang, sang paman ditemukan di ruang tamu dalam posisi bersandar di sofa.
Sedangkan, posisi jenazah sang ibu dan anaknya, yakni RM dan DF, ditemukan berada di ruang kamar depan.(Detikcom)