Belajar dari Mesir, Wapres Usulkan Bikin Majelis Ulama Perempuan Indonesia
Font: Ukuran: - +
Wakil Presiden (Wapres), K.H. Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres RI
DIALEKSIS.COM | Nasional - Wakil Presiden (Wapres), K.H. Ma'ruf Amin, menerima kunjungan ulama perempuan Mesir, Dr. Nahla Sabry El-Saidy di rumah dinas, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Dalam kunjungannya, Dr. Nahla yang kini menjabat sebagai Direktur Markaz Tathwir (Pusat Pengembangan Pelajar dan Mahasiswa Asing Al-Azhar), mengungkapkan sejumlah gagasan terkait ruang bagi perempuan di hadapan Wapres Ma'ruf.
"Saya banyak mendengar beberapa gagasan penting dalam memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam mencari solusi isu-isu global," ujar Ma'ruf melalui unggahan di akun Instagram resmi (@kyai_marufamin), Jumat (22/12/2023).
Ma'ruf mengatakan, Dr. Nahla berharap bahwa ke depannya Majelis Ulama Perempuan Internasional dapat dibentuk sehingga mampu memberikan ruang bagi perempuan dalam menggali potensi untuk berkontribusi dalam isu-isu global.
"Dalam pertemuan ini, Dr. Nahlah mengharapkan dibentuknya Majelis Ulama Perempuan Internasional. Menanggapi hal tersebut, tentu saya mendukung dibentuknya Majelis Ulama Perempuan Internasional. Saya berharap perempuan dapat menguasai agama, juga paham ekonomi," kata Ma'ruf melalui takarir (caption).
Melansir dari laman resmi Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Nahla mengatakan bahwa pembentukan Majelis Ulama Perempuan Global, termasuk di Indonesia, dapat mendukung kesetaraan gender yang sesuai dengan syariah Islam.
Dr. Nahla mengungkapkan bahwa saat ini Pakistan sudah membentuk Majelis Ulama Perempuan. Menurutnya, negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam lainnya harus memiliki majelis serupa karena setiap lokasi memiliki permasalahan yang berbeda.
Lebih lanjut, meskipun saat ini banyak perempuan yang sudah menduduki posisi penting, Nahla menilai bahwa masih banyak pihak yang belum memahami konsep tentang perempuan dalam Islam.
"Dalam forum yang saya hadiri, masih ada yang menyampaikan kesetaraan perempuan yang zolim. Yang saya harapkan di sini adalah kesetaraan yang tidak bias dan tidak zolim," jelas Dr. Nahla.
"Kami mengharapkan majlis perempuan ini yang akan memetakan dan merumuskan cara berpikir muslimah yang sesuai dengan Islam," tambahnya.
Sebagai informasi, Dr. Nahla terpilih sebagai 50 perempuan paling berpengaruh di Mesir karena dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam pengembangan proses belajar mahasiswa asing Al-Azhar.
Dr. Nahla adalah ulama perempuan yang menentang pernikahan di bawah umur dan mendukung perjalanan perempuan tanpa mahram. Hingga saat ini, Dr. Nahla telah menulis banyak buku, seperti Adwa Al-Bayan, Al-Azhar di Masa Lalu dan Masa Kini. [cnbcindonesia]