Berhasil Pukul Mundur Mahasiswa, Aksi Represif Aparat Buat Ambulance Tak Berani Mendekat
Font: Ukuran: - +
foto:tempo.co
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ambulans dari lembaga sosial khusus penanganan medis, Crisis Care Center, sempat terkena tembakan gas air mata saat hendak mengevakuasi korban dari pihak mahasiswa yang siang tadi berunjuk rasa menolak RKUHP. Ambulans pun berbalik arah menjauhi kepungan gas air mata.
Salah satu petugas medis, Hartono menceritakan peristiwa itu terjadi ketika aparat kepolisian memukul mundur barisan mahasiswa di dekat jembatan layang Slipi. Saat itu Hartono usai menunaikan salat ashar.
"Kejadian tembakan itu, setelah ambulans bawa pasien untuk dirujuk ke rumah sakit, begitu balik lagi kami menghindar karena gas air mata mengarah ke ambulans," kata Hartono saat ditemui di depan Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Akibat tembakan gas air mata aparat kepolisian, timnya mengevakuasi korban dengan peralatan seadanya. Ambulans untuk mengevakuasi korban tak berani mendekati barisan massa aksi.
"Penanganan untuk korban akhirnya tidak gunakan ambulans, kami pasang oksigen di sini," ujarnya.
Selama kejadian bentrok antara mahasiswa dan aparat, kata Hartono, pihaknya menangani puluhan korban untuk dievakuasi. Korban tak hanya dari kalangan mahasiswa tapi juga masyarakat sipil lainnya.
"Terakhir tukang ojek kena pentung, dia memilih pulang. Kebetulan dokter kami sedang menjahit korban lainnya, juga tak ada ambulans," ujarnya.
Begitu situasi mulai mereda pada malam ini, sejumlah ambulans masih mondar mandir di seberang Stasiun Palmerah. (im/CNNIndonesia)