Berhasil Pulangkan 3 Warga Aceh Dari Yogyakarta, PemProv Aceh Apresiasi TPA dan Pengurus Masjid Jogokariyan
Font: Ukuran: - +
Cut Yoshi Afrida, 42 tahun bersama dua putranya saat berada di Agen Penjulan Tiket ALS, Yogyakarta sebelum diberangkatkan ke Aceh, Kamis, 20 Mei 2021. (Foto: TPA)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh memberikan apresiasi kepada organisasi Taman Pelajar Aceh (TPA) dan Pengurus Masjid Jogokariyan, Yogyakarta lantaran sudah ikut membantu memulangkan tiga warga Aceh asal Tamiang dari Yogyakarta, akibat terlantar.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si mengatakan, ketiga warga Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang itu merupakan ibu (Cut Yoshi Afrida, 42 tahun) bersama dua putranya dipulangkan ke Aceh dengan menggunakan bus ALS melalui terminal Giwangan Yogyakarta, Kamis, 20 Mei 2021.
"Bus ALS itu tujuan akhirnya di terminal Medan, Sumatera Utara. Diperkirakan tiba di sana sekitar lima hari. Sementara ibu Yoshi dan anaknya akan naik bus sambungan untuk ke Aceh," kata Almuniza.
Ia menyebutkan, pemulangan masyarakat Aceh yang terlantar di wilayah Jabodetabek dan sekitar pulau Jawa merupakan amanah dari Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT, terutama bagi mereka yang kurang mampu, dan juga tanggung jawab bersama.
"Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh diperantauan terutama yang kurang mampu, seperti dialami ibu dan dua orang anak itu yang dipulangkan hari ini dari Yogyakarta," kata Almuniza.
Namun, ia juga mewakili Pemerintah Aceh mengucapkan terima kasih kepada pihak pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta serta para mahasiswa Aceh di sana. Karena telah membantu membayar tiket untuk pemulangan mereka hingga ke Aceh.
"Kita selaku Pemerintah Aceh juga ikut membantu uang saku bagi mereka selama diperjalanan. Semoga ibu Yoshi dan dua putranya selamat sampai tujuan," katanya.
Almuniza mengaku, mengetahui keberadaan Cut Yoshi bersama dua orang anaknya, setelah mendapat informasi dari mahasiswa Aceh di Yogyakarta yang tergabung dalam organisasi TPA Yogyakarta.
Sementara itu Ketua TPA Yogyakarta, Wahyu Zia Ulhaq mengatakan, mereka mendapatkan kabar keberadaan warga Aceh Tamiang itu dari takmir Masjid Jogokaryan di Ibukota Yogyakarta, karena sudah tiga hari terlantar dan menginap di emperan masjid dan trotoar Malioboro.
"Awalnya ibu Yoshi yang selama ini tinggal di Lumajang, Jawa Timur, berangkat menuju Yogyakarta bersama rekannya dengan tujuan untuk mengambil upah di tempat ia bekerja dulu, supaya bisa pulang ke Aceh. Namun sesampainya di terminal Yogyakarta tanggal 3 Mei 2021, dia ditinggalkan rekannya itu," kata Wahyu.
Kemudian tambah Wahyu, ia mencoba mencari keberadaan lokasi tempat dia pernah bekerja, ke alamat yang pernah diketahuinya dulu. Namun, tidak ada pentunjuk, bahkan nomor telepon genggamnya tidak bisa dihubungi lagi.
"Sehingga kami dari TPA berinisiatif untuk menempati beliau dan dua anaknya untuk sementara waktu di Asrama Putri Aceh Pocut Baren Yogyakarta dan berupaya membantu kebutuhan sehari-hari mereka. Karena saat itu, belum bisa dilakukan pemulangan, akibat tanggal 6-17 Mei Pemerintah memberlakukan larangan mudik," katanya.
Adapun keinginannya pulang ke Aceh bersama dua putranya, disebabkan sudah berpisah dengan suaminya yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur. "Diketahui keluarganya di Aceh, juga tidak mampu membantu biaya untuk memulangkannya. Karena keterbatasan ekonomi," katanya.