Berikut Ini Bukti Capaian Kinerja Bank Syariah Indonesia (BSI)
Font: Ukuran: - +
Foto: doc CNBC
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Industri perbankan nasional sudah mengumumkan kinerja kuartal I 2021, termasuk bank-bank syariah. Salah satunya, Bank Syariah Indonesia (BSI).
BSI yang merupakan bank hasil merger tiga bank milik Himbara ini mencatatkan kinerja solid dan baik sepanjang kuartal I 2021. Ketika sejumlah bank konvensional mengalami penurunan indikator kinerja dari laba hingga pendapatan kotor, BSI justru menunjukkan performa moncer.
Setidaknya, ada sembilan indikator yang menunjukkan moncernya kinerja BSI pada kuartal I 2021 ini.
Pertama, raihan laba bersih naik.
Bank Syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih 12,85 persen atau sebesar Rp 742 miliar pada kuartal I-2021, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 657 miliar.
Kedua, pendapatan margin naik.
Kenaikan kinerja pada kuartal I-2021 juga didorong oleh kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil sebesar 5,16 persen secara tahun ke tahun (yoy).
Ketiga, naiknya ROE.
Rasio profitabilitas naik ditandai dengan meningkatnya ROE (return on equity) dari 11,19 persen per Desember 2020 menjadi 14,12 persen per Maret 2021.
Keempat, kenaikan pembiayaan.
BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp159 triliun pada kuartal I-2021, naik 14,74 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp138,6 triliun.
Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer Rp 71,6 triliun (45 persen dari total pembiayaan), korporasi Rp 37,3 triliun (23,5 persen), segmen kecil dan menengah Rp 20,8 triliun (13,1 persen), Mikro Rp 15 triliun (9,4 persen) dan komersial Rp9,6 triliun (6,1 persen).
Kelima, pembiayaan bermasalah (NPF) turun.
BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan ditunjukkan dengan tren penurunan pembiayaan bermasalah (NPF gross) dari 3,35 persen di triwulan I-2020 menjadi 3,09 persen di triwulan I-2021.
Keenam, dana pihak ketiga naik
Dari sisi liabilitas, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI sampai triwulan I-2021 mencapai Rp 205,5 triliun, naik 14,3 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp179,8 triliun.
Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan Dana Murah (Giro dan Tabungan) sebesar 14,73 persen sehingga meningkatkan rasio CASA dari 57,54 persen pada triwulan I-2020 menjadi 57,76 persen di Kuartal I-2021.
Ketujuh, aset BSI naik.
Sampai Kuartal I-2021, BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp 234,4 triliun naik 12,65 persen (yoy) dibanding periode sama 2020 sebesar Rp208,1 triliun.
Kedelapan, rasio permodalan BSI naik
BSI mencatat kenaikan rasio permodalan (CAR) menjadi 23,1 persen di periode ini.
Kesembilan, transaksi digital naik signifikan.
Terkait pemanfaatan teknologi digital, BSI juga terus meningkatkan kapabilitas digital, yang tercermin dari volume transaksi kanal digital BSI yang tumbuh signifikan sepanjang triwulan I-2021.
Nilai transaksi tersebut hingga Maret 2021, sudah menembus Rp40,85 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 82,53 persen (yoy).
Sepanjang Januari-Maret 2021, volume transaksi di BSI Mobile juga tercatat mencapai Rp 17,3 triliun dengan akumulasi jumlah transaksi dari platform tersebut mencapai 14,65 juta transaksi, atau tumbuh 72,35 persen (yoy).
Secara umum, kenaikan volume transaksi melalui channel digital banking BSI sampai Maret 2021 naik 43,3 persen (yoy).
Selain oleh transaksi BSI Mobile (42 persen), kenaikan ini juga ditopang aktivitas nasabah pada kanal internet banking (24 persen), kartu debit/kredit (17 persen) dan ATM (14 persen) [republika.co.id].