Bisnis Pengusaha Muda Bangkrut, Begitulah Hasil Survei UNDP
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tidak kaget, bgeitulah kira-kira publik memahami hasil survei United Nations Development Programme (UNDP) yang menemukan sebanyak 79% dari 760 pengusaha muda yang disurvei UNDP merasakan dampak negatif covid-19, dan 21% harus menutup bisnisnya.
Masih berdasarkan temuan UNDP dan Citi Foundation, survei dilakukan dengan mengambil sampel 760 pengusaha muda pada masa pandemi corona. Fakta menunjukan 21% pengusaha muda harus bangkrut kehilangan omsetnya akibat covid-19.
Temuan itu dikatakan perwakilan Youth Co: Lab, Innovative Financing Lab UNDP Indonesia Lady Diandra dalam Webinar Katadata bertajuk: SDG Virtual Talks International Youth Day Bisnis, SDG, dan Generasi Muda di Masa Pandemi, dirinya mengatakan,"(Sebanyak) 79% pengusaha muda mendapat dampak negatif dari pandemi dan 21% menutup bisnis mereka," ungkapnya.
Lebih rinci lagi Diandra mengungkapkan, responden yang menyebutkan dampak negatif covid-19 dirasakan dalam beberapa bentuk, seperti turunnya permintaan transaksi (45%), penurunan permintaan investor untuk berusaha (15%), dan tantangan dari rantai pasok, kepercayaan pasar, dan distribusi (kurang dari 10%).
Meski begitu, sebanyak 91% responden mengatakan tidak mengetahui adanya bantuan kepada pengusaha muda. "Mereka sama sekali tidak aware terhadap tersedianya bantuan," ujar dia.
Namun, sebanyak 84% responden membentuk komunitas pengusaha muda untuk meningkatkan optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi. Dalam kesempatan tersebut, Youth Co-Lab juga menanyakan harapan para wirausaha muda. Harapan tersebut meliputi adanya pendanaan yang ditujukan khusus untuk pengusaha muda, terutama di bidang yang berdampak secara sosial.
Kemudian, pengusaha muda memerlukan dukungan promosi dan jaringan seiring dengan adanya transisi bisnis secara digital. Harapan berikutnya, pemerintah diminta untuk menjaga regulasi ekonomi makro tetap kondusif.
Terakhir, wirausaha muda memerlukan buku pegangan sebagai panduan berbisnis pasca-pandemi. "Apa saja handbook bagi pengusaha muda untuk implementasi bisnis setelah pandemi," ujar dia. Adapun, survei ini dilakukan terhadap 760 pengusaha muda di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Adapun, sebaran responden tersebut mengacu pada sebaran pengusaha muda berdasarkan Indeks Pembangunan Pemuda 2017. Survei juga dilakukan pada pengusaha di berbagai sektor. Beberapa di antaranya merupakan pengusaha dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga ritel. Adapun krisis pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian dunia, sehingga menyebabkan terjadinya resesi global. Pembatasan wilayah dan aktivitas masyarakat di berbagai negara menurunkan tingkat konsumsi dan investasi. Perekonomian Indonesia dan beberapa negara lainnya ikut terkontraksi [katadata].