BRI Syariah: Implementasi Qanun Aceh, Konversi Aset Capai 90 Persen
Font: Ukuran: - +
Foto: Ist
PT Bank BRIsyariah Tbk. akan menyelesaikan peralihan aset PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam rangka implementasi Qanun Aceh tentang lembaga keuangan syariah, pada akhir tahun ini.
Direktur Utama BRI Syariah Ngatari mengatakan proses konversi aset konvensional ke syariah sampai dengan saat ini telah mencapai sekitar 90%. Perseroan akan mengupayakan proses peralihan ini akan selesai pada akhir tahun 2020.
"Kami upayakan akhir tahun selesai. Tetapi sesuai kesepakatan 3 bank, kita upayakan sudah selesai sebelum 1 Februari 2020 [merger bank syariah BUMN efektif]," katanya dalam public expose, Kamis (6/11/2020).
Ngatari memerinci kredit BRI di Aceh yang telah dikonversi ke pembiayaan telah sesuai dengan yang ditargetkan yakni Rp11 triliun sampai dengan hari ini. Dengan demikian, fokus perseroan saat ini yakni konversi pendanaan induk usaha ke syariah yang masih memiliki potensi sekitar Rp1 triliun.
Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy mengatakan proses konversi tengah berjalan. Nantinya, peralihan aset ini akan mengakibatkan pertumbuhan positif baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
Hal ini tercermin dari market share BRIsyariah yang naik pesat per Agustus 2020 dibandingkan dengan posisi akhir tahun kemarin. Misalnya, market share pembiayaan BRIsyariah sebesar 10,66% terhadap perbankan syariah, dari sebelumnya 7,50%.
Demikian pula, market share DPK sebesar 10,40% terhadap perbankan syariah, dari sebelumnya 8,02%. Adapun, market share aset BRIsyariah sebesar 9,65% terhadap perbankan syariah, dari sebelumnya 9,52%.
"Nanti pertumbuhan baik pendanaan maupun pembiayaan positif semua," imbuhnya.
Sampai dengan kuartal III/2020, BRIsyariah mencetak total aset sebesar Rp56,09 triliun atau tumbuh 51,40% yoy. Adapun, total pembiayaan tumbuh 57,90% yoy menjadi Rp40,36 triliun, sedangkan total dana pihak ketiga tumbuh 72,69% yoy menjadi Rp48,74 triliun.
Laba bersih yang dibukukan selama periode 9 bulan itu, mencapai Rp191 miliar atau melesat 237,57% yoy. Perseroan juga mampu menekan NPF gross dari posisi September 2019 sebesar 4,45% posisi menjadi 3,35% pada September 2020. Sedangkan, NPF nett dapat ditekan dari 3,97% menjadi 1,73% [bisnis.com].