Corona Varian Delta Yang Asia Tenggara
Font: Ukuran: - +
Sumber : Dok. cnnindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejumlah negara di Asia Tenggara mengalami lonjakan kasus Covid-19, beberapa di antaranya diperparah dengan temuan virus corona varian Delta.
Varian delta diketahui lebih mudah menular. Varian itu juga diduga menjadi pemicu ledakan kasus Covid-19 di India.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menetapkan Delta menjadi salah satu dari empat varian Covid-19 yang masuk daftar kategori Variant of Concern (VoC).
VoC merupakan varian yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi, bahkan mampu menurunkan efikasi vaksin.
Berikut beberapa negara di Asia Tenggara yang mendeteksi virus corona varian Delta.
Indonesia
Di Indonesia, kasus Covid-19 varian Delta teridentifikasi sejak Mei lalu. Hingga 13 Juni, menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, total 104 kasus varian Delta ditemukan di seluruh provinsi.
Lebih rinci, 20 kasus ada di DKI Jakarta, kemudian 64 kasus di Jawa Tengah yang tersebar di Cilacap, Brebes, dan Kudus. Kemudian di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur masing-masing tiga kasus.
Singapura
Sebagaimana dilansir The Straits Times, Singapura melaporkan setidaknya 550 kasus Covid-19 varian Delta hingga akhir Mei.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan bahwa ratusan temuan varian Delta itu terdiri dari 428 kasus lokal dan 122 kasus impor.
"Namun, kami telah menyesuaikan langkah-langkah kami dan jumlah penularan kasus lokal menurun selama dua minggu terakhir," kata juru bicara Menkes Singapura.
Malaysia
Pada Mei lalu, pemerintah Malaysia mengonfirmasi 13 kasus varian baru yang tergolong dalam Variant of Concern.
Lebih rinci, 12 kasus adalah varian Beta, dan satu kasus varian Delta, demikian menurut The Star.
Menurut laporan Code Blue, varian Delta sebenarnya sudah beredar di Malaysia, tapi belum diketahui sejauh mana lantaran sistem penelusuran yang terbatas.
Institut Kesehatan Nasional di bawah naungan Kementerian Kesehatan Malaysia menyebut hanya 509 sekuens genom SARS-CoV-2 yang berhasil diidentifikasi pada 9 Juni.
Dari jumlah sekuens genom itu ditemukan 13 kasus varian Delta, delapan varian Alpha, dan 112 varian Beta.
Thailand
Thailand menemukan 496 kasus Covid-19 varian Delta. Kasus itu terdeteksi di 20 provinsi dari hasil penelusuran selama 7 April hingga 13 Juni.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Thailand, Supakit Sirirak, mengatakan bahwa dari keseluruhan kasus tersebut, 404 kasus di antaranya terdeteksi di Bangkok.
Dengan demikian, varian Delta mencakup 10 persen dari keseluruhan kasus Covid-19 di Kota Bangkok.
"Kami melihat pertanda peningkatan infeksi varian baru (Delta) yang kini ada di daftar kekhawatiran global karena tingkat infeksinya 40 persen lebih cepat ketimbang varian Alpha," tutur Supakit, seperti dilansir Bangkok Post.
Supakit kemudian merinci bahwa penularan varian Delta ini meningkat dari 8 persen pada minggu lalu menjadi 9 persen pada pekan ini.
Filipina
Menurut laporan ABS CBN News, Filipina telah mendeteksi setidaknya 13 kasus varian Delta Covid-19.
Menurut data John Hopkins University, jumlah kasus Covid di Filipina mencapai 1,34 juta, sementara angka kematian 23.276.
Angka tersebut membuat Filipina berada di posisi tertinggi kedua kasus Covid-19 di Asia Tenggara.
Vietnam
Pada Mei, Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Than Long, mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi varian virus corona baru yang merupakan kombinasi dari varian Delta dan varian Alfa.
Long mengatakan Vietnam akan segera menerbitkan data genom dari varian yang baru diidentifikasi itu. Menurutnya, varian itu lebih menular daripada jenis sebelumnya.
Namun, WHO saat ini belum memberi penilaian terkait varian virus yang ditemukan di Vietnam itu.
"Kantor negara kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan di Vietnam dan kami mengharapkan lebih banyak informasi sesegera mungkin," kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhov.
(isa/has)
Sumber : cnnindonesia.com