kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Dari 10 Kini Jadi 13 Provinsi Prioritas Penanganan Pemerintah Pusat

Dari 10 Kini Jadi 13 Provinsi Prioritas Penanganan Pemerintah Pusat

Sabtu, 07 November 2020 20:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Perkembangan penanganan pandemi COVID-19 pada provinsi-provinsi prioritas menunjukkan hasil yang baik. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut saat ini pun jumlahnya bertambah yang sebelumnya 10 provinsi kini menjadi 13 provinsi.

Di antaranya Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Riau, dan Kalimantan Timur. "Provinsi prioritas dilihat dari berbagai aspek seperti jumlah kasus aktif, angka kesembuhan, kematian, serta kondisi di daerah masing-masing," jelasnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19, Kamis (5/11/2020) melalui kanal YouTube BNPB.

Ada beberapa provinsi yang mendapat catatan karena terjadi peningkatan jumlah kasus dalam perbandingan 19 - 25 Oktober 2020 vs 26 Oktober - 1 November 2020. Dilihat dari kasus positif ada 3 provinsi yang mengalami kenaikan. Yaitu Papua naik 8,2%, Sumatera Barat naik 7,8% dan Sumatera Utara naik 2,9%.

Pada perbandingan kasus kematian kondisinya cukup memprihatinkan karena ada 6 provinsi mengalami kenaikan angka kematian. Kenaikan sangat tajam berada di Papua dengan kenaikan mencapai 350%. "Ini adalah angka yang cukup mengkhawatirkan," ucap Wiku. Diikuti Sulawesi Selatan naik 120%, Kalimantan Timur naik 27,3%, Sumatera Utara naik 17,6%, Aceh naik 5,6% dan Sumatera Barat naik 2,7%.

"Data ini menunjukkan secara umum, 13 provinsi prioritas sudah mampu mengendalikan penambahan kasus positif mingguan. Namun hal yang masih menjadi tantangan besar adalah mengendalikan penambahan kasus kematian mingguan. Upayakan penanganan sejak dini pasien COVID-19, supaya potensi kesembuhan menjadi lebih tinggi," ungkapnya.

Wiku juga menyampaikan apresiasi diberikan pada provinsi yang berhasil menurunkan penambahan kasus dan kematian mingguan. Seperti Aceh (-67,5%), Riau (-32,6%) dan Bali (-32,5) berhasil menurunkan pertambahan kasus positif. Sedangkan Jawa Barat (-65%), Bali (-34,6%) dan DKI Jakarta (-19,7%) berhasil menurunkan pertambahan angka kematian.

Di samping itu jika dilihat perkembangan kasus kumulatif sejak awal pandemi hingga saat ini, beberapa provinsi mengalami perkembangan yang bervariasi. Pada tren kasus kematian, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, Aceh dan Sumatera Barat menunjukkan tren penurunan persentase kasus meninggal.

Namun perhatian perlu diberikan provinsi dengan tren peningkatan persentase kasus kematian mingguan. Diantaranya Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bali, Riau dan Kalimantan Timur. "Peningkatan paling curam terjadi di Kalimantan Timur yang semula 1,49% pada 27 September, menjadi 3,42% pada 1 November," tutur Wiku.

Selain itu Bali juga perlu diperhatikan yang semula 2,97% pada 27 September menjadi 3,29% pada 1 November. "Meskipun lebih banyak yang mengalami penurunan, namun tren kasus kematian tetap perlu menjadi perhatian utama hingga tidak ada kematian sama sekali," kata Wiku. Provinsi diminta meningkatkan angka testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) harian, karena merupakan solusi untuk menekan persentase kematian.

Tren kesembuhan pasien COVID-19 pada 13 provinsi prioritas menunjukkan hasil yang baik. Wiku mengatakan secara umum seluruh provinsi prioritas cenderung terjadi terus mengalami peningkatan kesembuhan dalam rentang 27 September 2020 hingga 1 November 2020.

"Tren kesembuhan tertinggi berada di Sulawesi Selatan, dari yang sebelumnya 74,06 persen pada 27 September, menjadi 90,09 persen pada tanggal 1 November. Ini adalah peningkatan yang cukup tinggi," jelasnya

Selain itu ada Sumatera Utara juga menunjukkan tren kesembuhan yang baik, dari sebelumnya pada 27 September sebesar 64,19% menjadi 81,66% pada 1 November. Namun perhatian perlu diberikan kepada provinsi Papua, terutama Kota Jayapura dengan persentase kematian tertinggi. Melihat persentase kesembuhannya, per 27 September sebesar 62,8%, namun per 1 November menurun menjadi 51,31%.

"Bagi provinsi yang menunjukkan tren penurunan kesembuhan, mohon benar-benar ditingkatkan kualitas pelayanan kesehatannya. Dan kepada masyarakat dimohon segera memeriksakan diri jika mengalami gejala COVID-19, agar penanganan dapat dilakukan sejak dini dan meningkatkan kesembuhan," pesan Wiku.

Wiku juga kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu disiplin menerapakan protokol kesehatan. "Kami ingin mengingatkan seluruh masyarakat bahwa dimanapun dan apapun aktivitasnya, maka protokol kesehatan (#pakaimasker, #jagajarak dan #cucitangan) harus disiplin dilakukan, upaya perlindungan utama dari paparan COVID-19," pesan Wiku [cnbcindonesia].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda