Dicurigai dari Rakun di Pasar Wuhan, WHO Rilis Data Asal-usul Covid 19
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi. (Foto: Getty Images)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali merilis data baru terkait asal usul COVID-19. Dari data dan sampel yang dikumpulkan setelah kasus pertama pada 2019 di pasar makanan laut Huanan, Wuhan, virus tersebut berkaitan dengan anjing rakun yang ada di sana.
Data terbaru ini terungkap setelah para peneliti China berbagi urutan genetik mentah yang diambil dari spesimen swab yang dikumpulkan di pasar pada awal pandemi. Urutan tersebut diunggah pada akhir Januari 2023 ke situs berbagi data GISAID, tetapi baru-baru ini telah dihapus.
"Tim peneliti internasional memperhatikan mereka dan mengunduhnya untuk studi lebih lanjut," kata pejabat WHO, Senin (20/3/2023).
Sebelumnya, para peneliti China yang berafiliasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit negara itu, telah membagikan analisis sampel mereka sendiri pada tahun 2022. Namun, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada hewan inang yang menjadi sumber dari COVID-19.
Penelitian tersebut mengamati 923 sampel lingkungan yang diambil dari dalam pasar makanan laut dan 457 sampel yang diambil dari hewan, serta menemukan 63 sampel lingkungan yang positif virus penyebab COVID-19.
Sebagian besar diambil dari ujung barat pasar. Dari penelitian itu, tidak ada sampel hewan yang diambil dari produk beku untuk dijual dan hewan hidup yang berkeliaran di pasar yang positif. Melihat itu, para peneliti China tidak melihat adanya hubungan hewan lain yang dicurigai sebagai sumber utama virus tersebut.
Namun, saat tim peneliti internasional baru-baru ini melihat materi genetik sampel tersebut menggunakan teknik genetik metagenomics, mereka terkejut menemukan sejumlah besar DNA anjing rakun.
Anjing rakun dapat terinfeksi virus penyebab COVID-19 dan masuk dalam daftar hewan yang dicurigai menjadi inang virus tersebut.
"Apa yang mereka temukan adalah bukti molekuler bahwa hewan dijual di pasar itu. Itu dicurigai, tetapi mereka menemukan bukti molekuler tentang itu. Dan juga beberapa hewan yang ada di sana rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan beberapa dari hewan itu termasuk anjing rakun," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19.
"Ini tidak mengubah pendekatan kami untuk mempelajari asal usul COVID-19. Itu hanya memberitahu kita bahwa ada lebih banyak data, data itu perlu dibagikan secara penuh, dan semua hipotesis tetap ada," katanya.
Meski begitu, dari temuan baru yang belum dipublikasi itu mereka belum bisa membuktikan secara pasti anjing rakun itu menjadi asal usul dari COVID-19 dan menjadi hewan pertama yang menginfeksi manusia.
Itu karena virus tidak bertahan lama di lingkungan luar inangnya. Sebab, ditemukan begitu banyak materi genetik dari virus yang bercampur dengan materi genetik dari anjing rakun, yang sangat meyakinkan bahwa hewan itu mungkin menjadi sumber utama COVID-19. [Detik]