Dosen Muda Aceh Juarai Sayembara Penulisan Buku Keagamaan Nasional
Font: Ukuran: - +
Reporter : biyu
DIALEKSIS.COM | Jabar - Muttaqin, S.T., M.Cs., dosen muda Universitas Sains Cut Nyak Dhien, Langsa, Aceh, berhasil menyabet gelar juara dalam Sayembara Penulisan Buku Umum Keagamaan Islam 2024. Karyanya yang berjudul "Generasi Muda dan Ancaman Radikalisme Online" terpilih sebagai salah satu dari 29 naskah terbaik dalam kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Subdit Kepustakaan Dirjen BIMAS Islam Kementerian Agama RI.
"Saya tidak menyangka bisa terpilih. Ini menjadi motivasi besar untuk terus berkontribusi dalam literatur keagamaan," ujar Muttaqin kepada Dialeksis.com melalui sambungan telepon, Senin (24/6).
Sayembara yang berlangsung sejak April hingga Juni 2024 ini menarik minat lebih dari 400 penulis se-Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 30 proposal yang lolos ke tahap penulisan intensif dengan pendampingan tim juri.
Hj. Nur Rahmawati, Kasubdit Kepustakaan Kementerian Agama RI, mengungkapkan bahwa karya Muttaqin dinilai sangat relevan dengan kondisi saat ini. "Tulisannya membedah isu krusial dengan pendekatan yang segar dan mudah dipahami," katanya.
Selain Muttaqin, tiga penulis lain dari Aceh juga berhasil meraih penghargaan. M. Romli, S.H.I., M.S.I., dari Aceh Timur menulis tentang relevansi Piagam Madinah dan Pancasila. Junaidi, M.Ag., dari Bireun mengangkat tema dialog antaragama, sementara Ghrina Zikran, S.E., M.Si., dari Banda Aceh membahas rehabilitasi ekstremisme beragama.
Puncak acara digelar selama tiga hari di Horison Tirta Sanita Hotel, Kuningan, Jawa Barat, pada 22-24 Juni 2024. Para pemenang menerima penghargaan langsung dari Dr. H. Adib, M.Ag, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
Farhan Hidayat, pengamat literasi dari Universitas Indonesia, menyambut positif hasil sayembara ini. "Ini membuktikan bahwa talenta menulis tidak hanya terkonsentrasi di Jawa. Aceh punya potensi besar dalam menghasilkan literatur keagamaan berkualitas," ujarnya.
Meski demikian, Hidayat mengingatkan pentingnya tindak lanjut pasca-sayembara. "Tantangan selanjutnya adalah memastikan karya-karya ini bisa sampai ke tangan pembaca dan memberikan dampak nyata," tambahnya.
Keberhasilan para penulis muda Aceh ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penulis di daerah lain. Sayembara Penulisan Buku Umum Keagamaan Islam tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga katalisator bagi lahirnya literatur keagamaan yang relevan dan berkualitas di Indonesia.