Dukung UMKM Indonesia, ADB Beri Pinjaman Rp 7,2 Triliun
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjaman senilai US$500 juta atau sebesar Rp7,25 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) untuk mendukung upaya pemerintah memperluas akses keuangan bagi UMKM dan kelompok marjinal.
Spesialis Sektor Keuangan ADB untuk Asia Tenggara Poornima Jayawardana menyebut pinjaman diberikan sekaligus demi meningkatkan inklusi keuangan Indonesia di tengah pandemi covid-19.
"Inklusi keuangan berperan penting dalam pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi. Akses yang lebih setara dan efisien ke produk, serta layanan keuangan dapat memitigasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi," ujarnya mengutip Antara, Rabu (9/12/2020).
Program yang inovatif, kata Jayawardana, akan membantu pemerintah memantau inklusi keuangan lebih baik lagi, meningkatkan infrastruktur pembayaran, termasuk memperkuat kerangka regulasi bagi layanan keuangan digital, privasi data, perlindungan konsumen, dan literasi keuangan.
Program ini juga diklaim akan membantu membangun sektor layanan keuangan yang lebih inklusif, sehingga mampu mengurang kemiskinan dan ketimpangan, termasuk menunjang pembangunan berkelanjutan jangka panjang Indonesia.
Jayawardana melanjutkan dukungan program akan menghasilkan kebijakan dan teknologi yang mendorong inovasi serta menambah inklusi keuangan dengan membuka akses ke produk dan layanan keuangan formal.
"Meningkatkan kualitas layanan tersebut sekaligus menjangkau populasi yang lebih luas, dan belum sepenuhnya terlayani," jelasnya.
Survei nasional inklusi keuangan oleh Dewan Nasional Keuangan Inklusif menunjukkan bahwa persentase orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening bank meningkat dari 35 persen pada 2016 menjadi 56 persen pada 2018.
Meskipun mencatat progres, Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand.
Oleh karena itu, penyediaan layanan keuangan di Indonesia menjadi tantangan bagi negara yang memiliki keragaman geografis dan budaya.
Terlebih, pandemi covid-19 semakin memperburuk situasi finansial masyarakat yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan, tidak memiliki tabungan atau akses pinjaman untuk bertahan dari tekanan ekonomi.
Dalam hal ini, ADB mendukung pemerintah untuk meningkatkan jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan layanan keuangan dari lembaga keuangan formal yaitu 76 persen pada 2019 menjadi 90 persen pada 2022. (CNN Indonesia)