Efisiensi Energi di Banda Aceh Dimulai dari Internal Pemerintahan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wali Kota Banda Aceh Aminullah menyatakan komitmennya untuk mencanangkan gerakan efisiensi energi di Banda Aceh. Hal itu akan dimulai dari internal pemerintahannya sebagai bagian edukasi kepada masyarakat.
Begitu ungkap Aminullah pada sesi wawancara usai menjadi narasumber pada konferensi internasional "2nd Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE)" di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (19/8/2018).
Menurutnya, saat ini Banda Aceh sedang menuju ke arah smart city dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan. "Beragam program sedang kami rancang dan ada juga yang telah berjalan. Mulai dari efisiensi energi, penanganan sampah hingga transportasi publik."
Masih menurut Aminullah, efisiensi energi listrik merupakan salah satu langkah kecil namun berdampak besar yang bisa segera dilakukan. "Gerakan ini akan kami mulai dari internal pemerintahan. Setiap kantor harus memastikan lampu, AC, komputer, dan perangkat elektronik lainnya sudah dimatikan jika tidak digunakan lagi."
"Selama ini memang sudah berjalan, namun akan kita intensifkan lagi agar benar-benar berjalan dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Bayangkan jika seluruh warga kota mendukung gerakan ini berapa energi yang bisa kita hemat," katanya.
Wali kota menambahkan, dalam waktu dekat akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Banda Aceh. "Dengan adanya PLTSa ini, dua keuntungan yang kita peroleh yakni penanganan terpadu terhadap persoalan sampah, dan tersedianya sumber energi baru bagi masyarakat sekitar TPA."
Transportasi publik -Trans Kutaraja- yang kini telah beroperasi diharapkan mampu mengantisipasi polusi udara akibat semakin bertambahnya kendaraan bermotor di Banda Aceh. "Koridornya akan terus kita tambah agar semakin luas cakupan dan mudah diakses oleh masyarakat. Guna mendorong warga untuk menggunakan Trans Kutaraja, ongkosnya juga kita gratiskan."
Terakhir, Aminullah juga mengapresiasi kegiatan IEECCE ini karena sangat bermanfaat bagi banyak kota di Indonesia termasuk Banda Aceh. "Saya kira perlu dilanjutkan digelar setiap tahunnya, dan mengundang lebih banyak narasumber dari luar agar kita bisa belajar banyak dari negara-negara
yang sudah lebih maju di bidang ini," katanya menyatakan kesiapan Banda Aceh menjadi tuan rumah penyelenggaraan IEECCE ke depan. (Jun)