Energi Terbarukan Solusi Utama Minimalisir Penggunaan BBM
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Dosen Administrasi Publik, Universitas Hasanuddin, Andi Ahmad Yani. [Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah akhirnya mengumumkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mengalami kenaikan. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Dampak kenaikan BBM ternyata tidak hanya pada ekonomi, tapi juga akan berimbas pada aspek sosial masyarakat Indonesia.
Saat ini, BBM sangat diperlukan untuk operasional perusahaan, sehingga jika harganya kian mahal akan membebani biaya produksi hampir seluruh sektor dan lini bisnis.
Dosen Administrasi Publik, Universitas Hasanuddin, Andi Ahmad Yani mengatakan kenaikan harga BBM tersebut disebabkan oleh beban subsidi BBM dan kompensasi energi yang membengkak pada tahun 2022 hingga Rp 502 triliun.
"Salah satu sebabnya, harga BBM di Indonesia makin mahal justru di saat harga minyak dunia turun. Dengan menaikkan harga BBM, pemerintah menyebutkan dapat menekan subsidi BBM. Kemudian uang subsidi tersebut akan dialihkan untuk pemberian bantuan sosial," kata Andi kepada Dialeksis.com, Jumat (16/9/2022).
Peneliti Center of Peace, Conflict And Democracy (CPCD) Unhas itu juga mengatakan bahwa dampak kenaikan BBM sangat terasa bagi masyarakat Indonesia. Segala kebutuhan pokok dan biaya tranportasi mengalamai kenaikan.
Selanjutnya » Dirinya menambahkan pemerintah bisa memb...- Bangga, SMAN Unggul Subulussalam Wakili Aceh di Festival FIKSI se-Indonesia
- Polres Lhokseumawe Terus Pantau SPBU, Cegah Penyalahgunaan BBM serta Gangguan Kamtibmas
- Berikut Rangkuman Demo Sejak 5-12 September 2022 Terkait Penolakan Kenaikan Harga BBM di Aceh
- Apkasindo Aceh Sebut Kenaikan BBM Ikut Pengaruhi Nilai Beli TBS di Petani