Gagal Target PPKM Tak Tercapai, Satgas Covid: Ini Semua Karena Delta
Font: Ukuran: - +
Jubir Satgas Covid Wiku Adisasmito menyebut varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan, laboratorium, hingga aspek pencatatan. (Foto: Biro Setpres/Rusman)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengakui belum bisa mencapai target testing 324.283 warga selama PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 masih belum dapat terealisasi. Pemerintah beralasan karena ada varian Delta.
Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2 memberikan banyak tekanan di beberapa upaya pengendalian pandemi covid-19 di Indonesia.
"Karakteristik varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan, laboratorium, serta berbagai unsur lainnya, sehingga menimbulkan potensi keterlambatan pencatatan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/7).
Selain potensi keterlambatan input data dalam sistem terpusat milik Kementerian Kesehatan New All Record (NAR), Wiku juga menekankan strategi tes pemerintah kali ini fokus menyasar suspek serta kontak erat dari kasus warga terkonfirmasi positif covid-19, sehingga tak lagi berpacu pada tes secara acak.
Wiku memastikan pemerintah pusat terus mendukung upaya penguatan strategi testing, tracing, dan treatment (3T) oleh pemerintah daerah, sehingga target tes sebanyak 324 ribu orang per hari dapat segera terealisasi dalam waktu dekat.
"Harus ada kerja sama tiap daerah untuk mencapai rasio target yang spesifik di tiap daerah berdasarkan positivity rate masing-masing kabupaten/kota, sekaligus pemberdayaan posko di tingkat komunitas," kata dia.
Wiku juga mengajak publik melihat data testing secara mingguan alih-alih harian. Ia juga menilai bahwa capaian jumlah testing harian di Indonesia semakin menunjukkan perbaikan dengan penambahan lebih dari 100 ribu orang yang diperiksa setiap harinya.
Wiku bahkan menyebut, capaian testing Indonesia pada pekan ketiga Juli ini sudah mencapai empat kali dari standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dalam hal pemeriksaan, WHO menetapkan standar pemeriksaan 1:1.000 penduduk per pekan. Jika mengacu pada standar tersebut, bisa diasumsikan populasi Indonesia mencapai 270 juta jiwa, maka sewajarnya 270 ribu orang diperiksa per pekan.
Adapun capaian pemeriksaan covid-19 di Indonesia terkini dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
"Pada prinsipnya, untuk dapat melihat gambaran kondisi secara menyeluruh sebaiknya kita melihat data testing ini mingguan sesuai rekomendasi WHO. Karena apabila dilihat secara harian, akan sangat dinamis naik turunnya," ujar Wiku.
Pemerintah sebelumnya telah menargetkan akan melakukan 324.283 tes dalam sehari mulai PPKM Darurat 3 Juli lalu. Menteri Kesehatan juga optimistis bakal meningkatkan kapasitas testing hingga 400 ribu per hari. Peningkatan itu akan dilakukan terutama di daerah dengan tingkat penularan virus Covid-19 tinggi.
Budi mengatakan, penguatan testing bukan digunakan untuk skrining maupun syarat perjalanan. Ia menyebut, penguatan testing dilakukan untuk mempercepat penemuan kasus suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi. Selain testing, Budi juga mengatakan akan memperkuat tracing sampai empat kali lipat. (CNN Ind)