Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh Faisal Ilyas. [Foto: dok pribadi]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kemunculan bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang terlihat dalam video azan Maghrib di salah satu stasiun televisi Indonesia membuat polemik baru.

Tayangan itu pun kemudian menjadi perbincangan warganet di media sosial (medsos).

Menanggapi hal itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh Faisal Ilyas mengatakan, berdasarkan pedoman program siaran KPI, tayangan tersebut tidak melanggar aturan karena tidak menampilkan atribut, dan belum adanya ketetapan hukum sebagai peserta Pemilu.

"Isu ini masih didiskusikan oleh KPI Pusat untuk tindak lanjuti konten tersebut, segera akan keluar rilis klarifikasi atau pleno sanksi lembaga penyiaran yang dimaksud," ujarnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (9/9/2023).

Tayangan iklan azan Maghrib yang menampilkan Ganjar Pranowo itu memancing perbincangan di media sosial.

Tak jarang mereka menyebut hal itu merupakan bentuk politik identitas.

"Ganjar Pranowo di azan Maghrib RCTI nih guys, bukan politik identitas?" tulis warganet.

Respons PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara terkait munculnya Ganjar Pranowo di tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi (TV).

Hasto mengatakan Ganjar Pranowo merupakan sosok yang sopan dan religius. Menurutnya, munculnya Ganjar dalam tayangan azan magrib itu bukan politik identitas.

"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu. Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat, itu tidak dibuat-buat itu sesuatu original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo," imbuhnya.